Oleh: Rusli Halil. Pemuda Desa Lola,Tidore,Maluku Utara
Kompas86.com.
Saya menulis ini bukan karena benci, tapi karena cinta. Cinta pada desa saya, Desa Lola. Cinta pada nilai keadilan. Dan cinta pada tegaknya hukum yang memberi rasa aman dan percaya bagi rakyat kecil seperti kami.
Sudah tiga kali Inspektorat datang dan melakukan audit terhadap dana desa di Desa Lola. Namun, hasil audit itu tak pernah benar-benar kami ketahui secara jelas. Tidak ada pemaparan ke publik, tidak ada penjelasan rinci, bahkan tidak ada secercah transparansi yang bisa menenangkan pikiran masyarakat.
Saya bertanya: Apakah salah jika masyarakat ingin tahu?
Padahal yang diaudit adalah dana publik, uang negara, yang diperuntukkan bagi kemajuan dan kesejahteraan warga desa. Dana yang seyogianya terbuka seperti matahari, bukan tertutup seperti dokumen rahasia negara.
Kami bukan menuduh, tapi kami merasa berhak tahu:
Apa saja yang dilakukan kepala desa dari tahun 2020 sampai 2024?
Proyek apa yang dijalankan? Berapa anggarannya? Bagaimana pelaksanaannya?
Itu semua bukan rahasia. Itu semua adalah hak masyarakat untuk tahu. Karena itu, saya sebagai pemuda desa mengajak seluruh warga untuk lebih melek terhadap pentingnya transparansi, dan berani bertanya terhadap setiap penggunaan dana desa.
Saya juga ingin menyampaikan dengan penuh harap kepada Kejaksaan Negeri Kota Tidore Kepulauan:
Datanglah ke desa kami, *bukan sebagai jaksa yang ditakuti,* tapi sebagai pengayom rakyat : yang mencari kebenaran.
Lihat dan dengarkan keluhan kami. Selidiki dengan hati nurani dan ketegasan hukum, apakah benar dana desa kami dikelola sesuai aturan, atau justru ada yang bermain-main di balik layar.
Jika tidak ada pelanggaran, maka kehadiran kejaksaan akan menjadi penjernih dan pelurus isu. Tapi jika ada pelanggaran, maka penegakan hukum adalah satu-satunya jalan untuk mengembalikan kepercayaan rakyat.
Saya tegaskan sekali lagi: kami tidak ingin gaduh, tapi kami juga tidak bisa terus diam. Jika laporan kami tidak ditindaklanjuti, maka masyarakat akan menyatakan sikap. Karena keadilan tidak boleh menunggu terlalu lama.
Semoga suara ini—suara dari pemuda desa yang mencintai keadilan—bisa mengetuk pintu hati para penegak hukum di Kejaksaan Negeri Tidore. Kami butuh kehadiran kalian. Kami butuh kejelasan. Kami butuh tindakan.
Karena transparansi bukan ancaman, tapi kebutuhan. Dan hukum yang ditegakkan dengan hati akan selalu mendapat tempat di hati rakyat.
Hormat saya,
Rusli Halil
Pemuda Desa Lola
REDAKSI. Maluku Utara