Refleksi Kemerdekaan ditengah merosotnya keadilan dan kepercayaan publik

banner 468x60

Kompas86.com
17 Agustus 1945 soekarno membacakan naskah proklamasi dihalaman rumahnya “Kami bangsa Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaan Indonesia, Hal-hal yang mengenai pemindahan kekuasaan d.l.l., diselenggarakan dengan cara seksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya.” hal tersebut menandakan bahwa bangsa Indonesia telah merdeka dan berdaulat atas negaranya.

Tentunya kemerdekaan Indonesia itu tidak atas pemberian siapapun, melainkan atas dasar cita-cita bangsa dan kedaulatan rakyat utk negaranya. Maka wajar kemerdekaan Indonesia tidak dicapai dengan mudah, penuh dengan keringat dan darah perjuangan rakyat Indonesia untuk merebut kemerdekaan yang sesungguhnya, yang merdeka, berdaulat, adil dan makmur. Itulah sepenggal kata yang ada didalam pembukaan undang-undang Dasar 1945 .

Hari ini genap 80 tahun kemerdekaan Indonesia telah berlangsung berbagai terpaan, hambatan, guncangan maupun penghancuran untuk NKRI telah kita hadapi dengan dada membusung tegak bahwa Indonesia tetap bersatu padu menjadi negara berdaulat adil dan makmur.

Walaupun dalam perjalanan nya sangat begitu berseok-seok penuh dengan ketidakpastian dan tantangan. Betul yang dikatakan oleh Ir. Sukarno “Bahwa perjuangan saya adalah melawan penjajah, tapi perjuangan kalian kedepan adalah melawan bangsa kalian sendiri”.

Begitulah perkataan sukarno yang kita banyak rasakan saat ini keadilan yang kita dambakan sebagai kedaulatan rakyat nyatanya hanya untuk segelintir orang saja, hanya untuk pemodal, oligarki, penguasa dan orang-orang yang tidak bertanggung jawab atas kemerdekaan Indonesia.

Mereka tampil bagaikan penyelamat namun menitipkan hutang yang numpuk, mereka yang berjanji akan mensejahterakan rakyat namun membuat kebijakan yang mencekik rakyat, dan mereka yang berjanji untuk melindungi namun justru mendukung keinginan oligarki. Apakah itu yang di cita-cita kan oleh bangsa Indonesia untuk kedaulatan rakyat diatas segalanya?

Rakyat kian menjerit, menyuarakan aspirasi nya di depan istana rakyat yang diduduki oleh pejabat malah dikira penjahat dan di usut atas tindakan provokatif. Lalu apakah rakyat harus diam? Yang hanya Menunggu makan siang gratis namun pajaknya naik drastis. Atau kah wajar jika rakyat justru menyalurkan kekecewaan nya dengan mengibarkan bendera One Piece sebagai bentuk ketidakpercayaan kepada pemerintah. Ataukah pemerintah berani melakukan pengusutan yang adil atas kegaduhan yang terjadi saat ini dari mulai daerah hingga pusat? Untuk mendapatkan kembali public interest.

Dalam buku Ghost Fleet dimana menceritakan bahwa Indonesia akan bubar 2030, yang kemudian saya melakukan observasi terhadap Gen Z, sesuatu yang tidak terduga justru mereka memfollow narasi dari buku tersebut. Dalam hal ini saya berfikir memang ada yang salah dalam kemerdekaan yang kita cita-cita kan perlu adanya refleksi bersama antar sesama anak bangsa dengan pikiran terbuka dan untuk kepentingan bangsa.

Memang tidak mudah untuk membawa rakyat Indonesia menuju keinginannya tapi dengan jabatan dan mandat yang diberikan oleh rakyat setidaknya sudah memiliki karpet merah utk keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Hal demikian pun pernah dikatakan oleh Tan Malaka, “Indonesia rakyatnya tidak akan mencapai adil dan makmur kecuali dapat bermadilog (Materialisme, dialektika dan logika).” Maka adanya tulisan ini sebagai bentuk nasionalis kecintaan terhadap tanah air, kepedulian dan tanpa menyudutkan pihak manapun. Hanya sebuah pengingat atas cita-cita besar bangsa Indonesia untuk terus sama-sama kita perjuangankan.

*Penulis :
Alumni Sekolah Pascasarjana Universitas Swadaya Gunung Jati dan Sekretaris Lazisnu Kab. Indramayu

Ms

Pos terkait