Perayaan Minggu Palma, Peristiwa Yesus Kristus ke Yerusalem. Ini Pesan Pastor Hilers Penga, Pr. Pastor Paroki Benlutu.

banner 468x60

KABUPATEN TIMOR TENGAH SELATAN (NTT) KOMPAS86.com __,
Benlutu – Minggu (24/3/2024), merupakan peringatan Minggu Palma bagi gereja Katolik sedunia. Dalam tradisi gereja Katolik, Minggu Palma dikenang umat Katolik sedunia sebagai peristiwa masuknya Yesus Kristus ke Kota Yerusalem.

Masuknya Yesus Kristus ke Kota Yerusalem dinilai sebagai hal yang sangat istimewa, karena terjadi sebelum kematian-Nya. Selain itu bangkit pada hari ketiga yang dikenang umat Kristiani sedunia sebagai Hari Raya Paskah.

Itulah sebabnya Minggu Palma dalam tradisi gereja Katolik disebut sebagai pembuka pekan suci. Dalam liturgi Minggu Palem, umat dibagikan daun palem, dan ruang gereja / tempat yang telah disepakati dan berarak menuju gedung gereja yang dipenuhi dengan ornamen palem.

Dalam tradisi gereja Katolik, simbol daun palem merupakan simbol dari kemenangan martir atas kematian. Martir sering digambarkan dengan daun palem sebagai instrumen dari kemenangan.

Yesus Kristus sering kali menunjukkan hubungan daun palem sebagai simbol kemenangan atas dosa dan kematian, yang diasosiasikan dengan kejayaan-Nya saat memasuki Kota Yerusalem. Daun palem memiliki warna hijau, khas tumbuh-tumbuhan musim semi.

Oleh karena itu, simbol kemenangan dari kehidupan atas kematian, menjadi sebuah campuran dari kuning dan biru sebagai lambang amal dan registrasi dari pekerjaan jiwa yang baik. Saat Minggu Palma, umat melambai-lambaikan daun palem sambil bernyanyi, sebagai simbol untuk menyatakan keikutsertaan umat bersama Yesus dalam arak-arakan menuju kota Yerusalem, Kota Allah, di mana ada kedamaian yang tumbuh di sana.

Pada Minggu Palma, gereja tidak hanya mengenang peristiwa masuknya Yesus ke kota Yerusalem melainkan juga mengenang akan kesengsaraan Yesus. Oleh karena itu, Minggu Palma juga disebut sebagai Minggu Sengsara.

Dalam tradisi gereja Katolik, setelah umat melakukan prosesi daun palem (melambai-lambaikan daun palem). Umat akan mendengarkan pembacaan kisah-kisah sengsara Yesus yang diambil dari Injil.

Memang kisah-kisah ini akan dibacakan ulang dalam liturgi Jumat Agung tetapi pemaknaannya berbeda. Pembacaan kisah sengsara Yesus dalam liturgi Minggu Palma dimaksudkan agar umat mengerti bahwa kemuliaan Yesus bukan hanya terletak pada kejayaan-Nya memasuki Yerusalem melainkan pada peristiwa kematian-Nya di kayu salib.

Umat paroki Santo Vinsensius A Paulo Benlutu Keuskupan Agung Kupang, hari ini berarak dari halaman kator desa Benlutu menuju Gedung gereja Paroki untuk dilanjutkan dengan Misa Minggu Palma diiringi gong ( alat musik Tradisional Timor) serta para penari dan umat Allah melambai – lambaikan daun Palma sambil bernyanyi.

“Hari ini kita menghantar Yesus Kristus Putra Daud memasuki kota Yerusalem. Melalui Kristus kita memperoleh keselamatan” ujar Pastor Paroki Santo Vinsensius A Paulo Benlutu, RD. Hilers Penga, Pr saat memberikan Khotbah di Gereja Paroki Santo Vinsensius A Paulo Benlutu, 24/03/2024.

“Tuhan hadir untuk menyelamatkan umat manusia Untuk menunjukan kasih Allah yang luar biasa. Ia / Yesus merangkul umat manusia yang dicintainya” kata Romo Hiler sapaan akrabnya.

Dihadapan Umat Paroki Santo Vinsensius A Paulo Benlutu, Keuskupan Agung Kupang, Pastor Hilers berujar ” Perjalanan Yesus yang dikenal berkeliling sambil berbuat baik. Aku datang untuk merangkul mereka. Berkeliling sambil berbuat baik. Ketika Yesus memasuki kota Yerusalem Umat manusia tahu bahwa Allah hadir dalam diri Yesus” lanjutnya.

“peristiwa kota Yerusalem, kita memasuki kota Yerusalem sebagai tanda kehadiran Allah. Yesus memasuki kota Yerusalem sebagai raja. Namun ada yang tidak senang dengan karya Yesus. Dia adalah Putra Allah itu. Yesus sudah tahu bahwa Ia akan menderita bahkan di salibkan. ” Jelas RD. Hiler.

Pastor Paroki Santo Vinsensius A Paulo Benlutu, Keuskupan Agung Kupang itu mengajak ” Domba-dombanya” ( umatnya) saling mencintai dengan siapa saja
” Kita di ajak untuk merenungkan peristiwa penderitaan Yesus Kristus. Kita akan merenungkan bahwa Yesus wafat dan bangkit sebagai Putra Allah” ajaknya.

Gembalakanlah domba -dombaku , berkeliling sambil berbuat baik. Ditengah tantangan ini gereja juga terus berkembang. Seorang gembala harus mendengarkan umatnya, dan Tuhanlah yang memberikan cahaya kepada seorang gembala dalam menjalankan Tugas-tugasnya.

RD. Hiler juga mengajak umat paroki Benlutu untuk merenungkan peristiwa kesengsaraan Yesus Kristus dengan berkata ” Saya mengajak kita semua untuk merenungkan sengsara Yesus Kristus denga saling menggembalakan, saya harus menggembalakan Umat Paroki Benlutu, orang tua menggembalakan anak-anaknya, mari kita saling menggembalakan di keluarga dan masyarakat kita dalam kehidupan kita setiap hari” tutup RD. Hilers Penga, Pr .

#( Tarsi Abi86 )#

Pos terkait

Tinggalkan Balasan