Bandung – Dalam rangka mendukung Pengelolaan IGT Pertanahan dan Ruang, Direktorat Survei dan Pemetaan Tematik menyelenggarakan kegiatan Pembinaan dan Pelatihan Pengelolaan dan Pemanfaatan Informasi Geospasial Tematik (IGT) Pertanahan yang dilaksanakan secara luring di Aula Kantor Wilayah BPN Provinsi Jawa Barat pada Senin – Rabu, 1 – 2 Juli 2025, dan dihadiri oleh peserta dari Kantor Pertanahan di Provinsi Jawa Barat.
Kegiatan dibuka oleh Kepala Bidang Survei dan Pemetaan Kanwil BPN Provinsi Jawa Barat, Norman Wibowo. Ia menyampaikan bahwa pelatihan ini menjadi bagian dari pembelajaran dalam upaya standardisasi data spasial, setelah sebelumnya dilakukan analisis potensi lahan investasi yang masih menunjukkan adanya ketidaksesuaian atribut data dari Kantor Pertanahan. Diharapkan pelatihan ini mendorong unit teknis untuk menyesuaikan standardisasi data spasial sesuai Permen ATR/BPN No. 1 Tahun 2025 dan pengelolaannya mengikuti Permen No. 1 Tahun 2023.
Dalam mendukung standardisasi IGT, Direktur Survei dan Pemetaan Tematik, Agus Apriawan, menyampaikan bahwa Direktorat Survei dan Pemetaan Tematik kini mendorong hilirisasi IGT Pertanahan dan Ruang melalui tematik derivatif.
“Kantah dan Kanwil, khususnya seksi survei dan pemetaan, diharapkan menjadi koordinator pengumpulan dan pengolahan IGT dari seluruh seksi, sekaligus memahami alur pengelolaan IGT-PR secara menyeluruh” tutur Agus dalam sambutannya.
Data diolah menjadi informasi bernilai guna, siap integrasi dengan geoportal dan berbagai stakeholder, serta berpotensi dimonetisasi sebagai sumber PNBP baru. Peraturan Menteri ATR/Ka.BPN No. 1 Tahun 2025 Tentang Pedoman Penyusunan Basis Data IGT Pertanahan hadir untuk memperkuat interoperabilitas dan menyempurnakan regulasi sebelumnya.
Kepala Subdirektorat Layanan IGT Multiguna, Royger Maniur Simanjuntak, menyampaikan bahwa sesuai arahan Direktur Survei dan Pemetaan Tematik, hilirisasi IGT didorong melalui akses informasi melalui rancangan PMK untuk menghasilkan PNBP, seiring meningkatnya minat ±20 stakeholder calon mitra untuk integrasi data bernilai jual, ” Data kini menjadi aset strategis “data is the new oil” yang harus benar, tepat, dan aman” pungkas Royger dalam paparannya.
Melalui Peraturan Menteri ATR/BPN No. 1 Tahun 2025, pengelolaan IGT-PR difokuskan pada standardisasi, integrasi, dan interoperabilitas, didukung Geoportal IGT-PR dan pilot project tematik derivatif di Kantah. Kegiatan dilanjutkan dengan pelatihan teknis pengelolaan IGT-PR yang dipandu oleh Tim Subdirektorat Layanan IGT Multiguna, Sudarsono Sianipar memandu sesi pelatihan dengan fokus pada standardisasi atribut IGT Bidang Tanah sesuai Permen ATR/BPN No. 1 Tahun 2025. Tim juga telah menyiapkan format atribut dan file simbolisasi yang telah terstandardisasi. Peserta dari Kantor Pertanahan dilatih menggunakan QGIS untuk menyesuaikan data, menerapkan simbolisasi spasial, serta mengunggah data ke Geoportal IGT-PR guna memastikan informasi clean and clear dan siap dibagipakaikan lintas sektor.
Pelatihan Pemodelan Loan To Value (LTV) Berbasis Data Geospasial. Praktisi Undip, Andika Wiratmaja, memaparkan konsep umum pemodelan LTV serta menjelaskan bahwa kajian awal telah dilakukan pada tahun 2024, yang kemudian dilanjutkan dengan penerapan pemodelan di Kota Bogor pada tahun 2025. Peserta dibimbing mengolah data IGT Pertanahan dan Ruang menggunakan QGIS untuk menghasilkan model LTV yang lebih objektif dan akurat. Hasil LTV ini dapat mendukung penilaian kredit yang transparan, berbasis data, dan selaras dengan kebijakan ruang yang berkelanjutan.
#KementerianATRBPN
#MelayaniProfesionalTerpercaya
#MajudanModern
#DitjenSPPR
#DitjenSPPR2025