Pati Jawa Tengah, Kompas86.com // Kabar dan berita yang sempat viral mengenai pencalonan Perades sampai pelantikan Perades yang lolos dalam ujian, kini banyak di perbincankan oleh warga masyarakat Pati bahkan dari luar Pati. Hal tersebut memicu adanya iuran dan karena adanya dugaan teka-teki pencalonan bahkam sampai momen pelantikan.
Yang salah satunya pelantikan Perangkat Desa di Wilayah Kecamatan Pati Kota. Yang saat itu diadakan di sebuah Hotel dan kononnya menarik iuran. Kini komentar para Nitizen tentang itu👇
Akun Aj Xaka berkomentar manfaate opo.
Tyxno Anatabe berkomentar, ben ketok wah pejabate dari tingkat bawah udah wah apalagi pejabat tingkat atas yo malah tambah wiih.
Aj Xaka lagi, iyo terus manfaate op kanggo masyarakat, pejabat nak bener” mengabdi masyarakat jenenge pejabat, tapi nak wes melenceng jenenge Penjahat, karena mereka dibayar pake uang rakyat (pajak).
Tyxno Anataby balas lagi, betul banget, kerja santai bayaran karo bengkok melimpah.
Selain itu, Akun Bakol Sempolan juga berkomentar, terkait calonan Parades,munine gratis, ikut tes. Iku jarene. Omonge jarene.
adanya komentar tersebut, Akun Krismawan balas komentar itu, tak lakoni mlaku mubeng Kab. Pati nak graatiiss.
Yogas, Pati memang beda.
Buris Rowo, yang jelas ada duitnya. Kalau gak ada duitnya, paling SK dari Kades, dan disaksikan oleh warga di balai desa.
Akun Nadif menjawab, Cair 250 Juta X berapa yang dilantik.
Berbeda dari lainnya komentar Nitizen Tyxno Anataby balas kembali, Aku ora wani takok lur, aku wong ora duwe soale, seng duwe dwet cari jabatan, nek ora duwe trimo nyawang ae.
Dari ulasan-ulasan tersebut menyatakan, bahwa mereka (masyarakat yang tidak kaya/tidak mempunyai uang) tidak mungkin menjadi seorang pejabat/pegawai. Hal tersebut sangat disayangkan.
Oknum Pejabatnya foya-foya namun masyarakatnya susah, cari untuk makan sehari saja susah. Namun yang banyak duwit bisa membeli apa yang diinginkan sekalipun membeli jabatan.
Kami awak media sebagai penyambung lidah masyarakat, dimana masyarakat tersebut yang sulit mengutarakan langsung kepada pejabat, dengan adanya Medsos warga bebas berkomentar. Dan awak media untuk memberikan suguhan atau berita berimbang, awak media bebas mencari kefaktaan dari narasumber satu ke narasumber lainnya.
( ar/team)