Hadiri Puncak HUT National Foot Agensi (NFA) ke-2, Gubernur Laiskodat Apresiasi Langkah NFA Gaungkan Sinergi dan Kolaborasi dalam Mewujudkan Merdeka Pangan
Kupang/NTT
Kompas86.com.Gubernur Nusa Tenggara Timur hadir dalam momentum perayaan puncak Hari Ulang Tahun Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) ke-2 yang dilangsungkan di Halaman Kantor Gubernur NTT di Kupang, pada Sabtu (12/08/2023).
“Hari ini kita memaknai dua tahun NFA sebagai sebuah momentum dalam membangun sinergi dan kolaborasi mewujudkan merdeka pangan. Pada saat yang bersamaan dengan bulan kemerdekaan Republik Indonesia, ini waktunya bagi kita hand in hand menguatkan ketahanan pangan, menghadapi ancaman krisis pangan, mengantisipasi dampak El Nino dengan mengoptimalkan potensi dan sumber daya pangan lokal kita.” ujar Arief.
Badan Pangan Nasional memilih NTT untuk merayakan hari ulang tahun ke-2 karena NTT memiliki potensi yang luar biasa dan perlu untuk didorong. Kepala Badan Pangan Nasional menerangkan, salah satu alasan dipilihnya NTT sebagai lokasi puncak perayaan HUT ke-2 NFA untuk memberi pesan kepada masyarakat bahwa merdeka pangan dimulai dari membangun kecintaan terhadap pangan lokal. Seperti diketahui, sorgum dan jagung merupakan komoditas pangan lokal yang menjadi unggulan NTT, dan dalam kesempatan tersebut salah satu kuliner lokal yaitu jagung bose diperkenalkan melalui kegiatan sarapan bersama masyarakat Kupang dan sekitarnya. Jagung bose merupakan olahan jagung berupa bubur jagung yang ditambahkan isian sei sapi dan ikan yang dilengkapi sayur daun kelor serta jus buah segar.
“Dari NTT kita membawa semangat merdeka pangan sebagai momentum membangun sinergi dan kolaborasi yang kuat sehingga berbagai tantangan pangan dapat kita atasi bersama, pandemi, ancaman krisis pangan, konflik geopolitik, hingga El Nino merupakan serangkaian tantangan di sektor pangan yang tidak akan bisa diselesaikan hanya oleh NFA. Butuh keterlibatan kita semua untuk mengatasinya.”ungkap Arief”
Kepala NFA Arief Prasetyo Adi dalam acara tersebut juga memaparkan bahwa dalam membangun tata kelola pangan yang kuat dan berkelanjutan harus ditopang oleh para pemangku kepentingan terkait yang terdiri dari unsur pakar/akademisi, asosiasi dan pelaku usaha pangan, komunitas, pemerintah pusat dan daerah, hingga media. Oleh karena itu jelasnya diperlukan sinergi dan kolaborasi di antara unsur yang dikenal dengan sinergi pentahelix dan menjadi spirit utama Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) dalam menjalankan fungsi dan perannya mengorkestrasi tata kelola pangan nasional.
Melalui kampanye gerakan B2SA, NFA terus mendorong perubahan mindset dan perilaku masyarakat menjadi lebih beragam dan lebih sehat sesuai rekomendasi Pola Pangan Harapan (PPH). Adapun skor PPH Indonesia tahun 2022 berada di angkat 92,9 dan telah melampaui target sebesar 92,8. Namun demikian, kualitas konsumsi masyarakat harus terus ditingkatkan terutama unsur buah-buahan, sayur-sayuran, umbi-umbian, dan kacang-kacangan yang masih relatif kurang. Paralel dengan itu, NFA juga mendorong kampanye stop boros pangan untuk menyadarkan seluruh lapisan masyarakat bahwa pangan yang terbuang sia-sia tidak hanya berdampak pada kondisi ketahanan pangan, tapi juga pada perekonomian dan lingkungan hidup. Hasil kajian Bappenas 2021 mengungkap kerugian ekonomi yang ditimbulkan dari sampah pangan dari 213 – 551 miliar rupiah per tahun. Setara dengan kandungan energi untuk porsi makan 61-125 juta orang per tahun.
Dalam kesempatan tersebut, Arief juga menyerahkan bantuan pangan untuk 725 Keluarga Risiko Stunting (KRS) yang berdomisili di Kupang dengan paket bantuan berupa 1 kg daging ayam beku dan 10 butir telur ayam. Seperti diketahui, bantuan pangan ini merupakan penugasan pemerintah melalui NFA, di mana pengelolaan dan pendistribusiannya dilaksanakan oleh ID FOOD dan PT Pos Indonesia. Secara nasional, total bantuan pangan daging ayam dan telur ayam tersebut menyasar 1,4 juta KRS di 7 (tujuh) provinsi dengan prevalensi stunting yang cukup tinggi. Selain NTT, 6 provinsi lainnya yaitu Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Barat, dan Sumatera Utara. Bantuan ini sangat dibutuhkan masyarakat untuk menekan angka stunting dan menurunkan kerawanan pangan dan gizi melalui pemenuhan sumber protein untuk perbaikan gizi. Pada saat yang sama, bantuan yang tersalurkan tersebut merupakan produk petani/peternak dalam negeri dan menjadi bagian dari hilirisasi pangan sebagaimana arahan Presiden Joko Widodo, dengan mengoptimalkan peran BUMN di bidang pangan.
Perhelatan akbar ini menarik perhatian masyarakat karena berbagai kegiatan digelar oleh NFA bersama stakeholder terkait. Dimulai dari sarapan menu B2SA, makan telur bersama, pemberian bantuan pangan bagi Keluarga Risiko Stunting, B2SA in Action menghadirkan pendongeng Kak Tony, Gerakan Pangan Murah (GPM), Festival Kuliner NTT, dan Gelar Pangan Lokal.
Turut hadir dalam kesempatan tersebut Ketua DPRD Prov. NTT Emi Nomleni, Ketua Dekranasda/TP-PKK Prov. NTT Julie S. Laiskodat, Unsur Forkopimda Prov. NTT, Penjabat Walikota Kupang Goerge Hadjoh, Para Kepala Perangkat Daerah Prov. NTT, Para Kepala Perbankan, Stakeholder terkait, Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat, Tokoh Pemuda, serta elemen masyarakat lainnya.
Gubernur Laiskodat sangat mengapresiasi berbagai kegiatan NFA yang digelar di wilayah NTT. Gubernur mengatakan bahwa “Jangan hanya ceremoni saja”, tapi Badan Pangan Nasional selalu ada di NTT.
“Saya berharap ini menjadi langkah yang tepat dan momentum untuk memajukan pangan kita melalui kolaborasi yang kuat antara pemerintah NTT dengan Badan Pangan Nasional.” Ungkap Gubernur Laiskodat.
Ia juga mengapresiasi Badan Pangan Nasional yang mendorong masyarakat dalam mengkonsumsi protein serta mengampanyekan penganekaragaman pangan lokal.
“Pangan kita harus didorong proteinya, jangan hanya didorong karbohidrat saja. Komposisi porsi makan juga perlu diatur. Protein harus lebih banyak porsinya daripada karbohidrat. Karena itu saya mengapresiasi Badan Pangan Nasional yang mengkampanyekan makan makanan protein, karena kita memiliki sumber pangan yang banyak, dan beragam. Ini penting karena pangan itu mengatur generasi masa depan.” ujarnya.
Lebih lanjut Gubernur Viktor juga mengajak semua elemen masyarakat untuk lebih mencintai panganan lokal khususnya Kelor. Ia menjelaskan bahwa tanaman tersebut akan memberikan banyak manfaat bagi masyarakat yang mengkonsumsinya karena mengandung beragam nutrisi terlebih dalam mengatasi masalah stunting.
“Kita di NTT juga punya tanaman ajaib (miracle tree) yang dikenal dengan Kelor. Saya selalu katakan hal ini dalam setiap kesempatan. Mengapa?, karena Kelor merupakan salah satu solusi terbaik untuk mengatasi masalah pangan kita. Saya terus mendorong para Bupati/Walikota agar Kelor ini harus selalu kita budidayakan dan kembangkan serta kita konsumsi, karena nutrisinya hebat, itu tidak diragukan lagi.” Tegas Gubernur Viktor.
Tarsi Abi86