Dukung Cegah Radikalisme, Pj. Bupati Jepara Dapat Penghargaan BNPT

banner 468x60

Jepara Jateng-kompas86.com

Penjabat (Pj) Bupati Jepara Edy Supriyanta meraih penghargaan dari Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT). Apresiasi tersebut diberikan atas dukungannya di bidang pencegahan radikalisme dan terorisme.

 

Piagam penghargaan diserahkan oleh Kepala BNPT melalui Direktur Pencegahan Irfan Idris, dalam kegiatan sosialisasi di Pendopo Kartini Jepara, Senin (19/6/2023). Acara yang dirangkai dengan forum dialog publik itu bertajuk Menumbuhkan Nasionalisme di Tengah Pluralisme.

 

“Kita bersyukur Jepara ini aman,” kata Irfan, kala sesi ceramah mengungkapkan kondisi terkini Kabupaten Jepara. Itu dihadapan 250 peserta sosialisasi, terdiri dari organisasi perangkat daerah, perwakilan partai politik, hingga ormas.

 

Meski demikian, dia menandaskan, perlu diwaspadai adanya kemungkinan gerakan tak terlibat di bawah permukaan. Meliputi perekrutan, pendanaan, dan pelatihan. Media sosial, dia sampaikan, menjadi faktor penting dalam penyebaran radikalisme di Indonesia.

 

Aspek pemicu ini, lanjut Irfan, banyak menyasar generasi yang baru mengenal dunia maya. Karenanya, dia meminta agar setiap individu selalu membentengi diri, tidak mudah terprovokasi, dan mewaspadai hal-hal yang mengarah pada tindakan intoleransi.

 

Salah satu di antara upayanya dengan penanaman nilai-nilai luhur kearifan lokal. “Kita tidak bisa lari dari kenyataan. Tetapi, kita harus mengikuti arus, tidak boleh terbawa arus,” tandasnya.

 

Senada dengan Direktur Pencegahan pada BNPT, Pj. Bupati Edy Supriyanta juga sebelumnya menyampaikan bahwa masyarakat Jepara sangat mengakui keberagaman dalam beragama. Terdapat enam kepercayaan yang dianut. Masing-masing pemeluknya hidup berdampingan dengan rukun dan damai. “Saat ini secara keseluruhan aman dan kondusif,” ujarnya.

 

Kendati tak dilalui jalur Pantura, Edy menuturkan jika Jepara tetap berpotensi kemasukan paham radikalisme. Itu karena faktor pariwisata dan adanya perusahaan milik penanam modal asing. Dari dua aspek ini, mencatatkan Jepara menjadi wilayah dengan jumlah WNA tertinggi kedua di Jawa Tengah. Jumlahnya ada sekitar seribu orang asing. “Selain budaya asing, juga terdapat potensi masuknya paham radikalisme,” tuturnya.

Oleh sebab itu, dia minta kegiatan-kegiatan positif di lingkungan masing-masing harus digalakkan. Selain juga perlu adanya pengetatan sistem wajib lapor bagi warga baru, untuk mendeteksi pendatang yang berpotensi membawa pengaruh negatif di masyarakat.

 

Diketahui, saat ini Kabupaten Jepara telah terbentuk Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme. Wadah tersebut baru terbentuk di dua kabupaten se-Indonesia, bersama Kabupaten Lebak di Provinsi Banten.

(Rud/AP)

Print Friendly, PDF & Email

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *