Sumbawa NTB.kompas86.com.Ribuan warga dari berbagai penjuru Pulau Sumbawa memadati Simpang Pototano, Kabupaten Sumbawa Barat, Rabu (15/5), dalam aksi unjuk rasa besar-besaran menuntut Pembentukan Provinsi Pulau Sumbawa.
Massa tak hanya menyuarakan aspirasi, tetapi juga memblokade total jalur utama penghubung Pulau Sumbawa dan Pulau Lombok, yang menyebabkan lumpuhnya arus transportasi selama berjam-jam.
Tak main-main massa memastikan akan tetap bertahan dan menutup akses jalan selama enam hari jika tidak ada tanggapan tegas dari pemerintah pusat.
Mereka menolak mediasi dan dukungan dari Komisi I DPRD Nusa Tenggara Barat, karena menilai perjuangan mereka harus langsung dijawab oleh pusat, bukan daerah.
” Ini bukan sekedar demonstrasi, ini suara rakyat yang memanggil. Kami tidak akan mundur sampai Presiden mencabut moratorium dan mewujudkan Provinsi Pulau Sumbawa,” tegas Ilham Yahyu, Orator dan tokoh masyarakat Dompu.
Massa Pertanyakan Senator dan Legislator Dapil Pulau Sumbawa
Salah satu sorotan tajam massa aksi adalah ketidakhadiran Senator dan Legislator Dapil Pulau Sumbawa yang abai terhadap aspirasi konstituennya. Tokoh-tokoh masyarakat secara bergantian mempertanyakan keberadaan dan sikap mereka.
” Dimana Fahri Hamzah, Orator terbaik itu sekarang? Dimana Mori Hanafi, dimana Mahdalena, Evi Apitamaya, Mirah Midadan Fahmid dan Johan Rosihan? Kalian dipilih rakyat, kenapa saat rakyat memanggil kalian malah diam?” Seru Taufik M.Noer dari KP4S Kabupaten Dompu.
Kapolres Sumbawa Barat juga mengaku telah mencoba menghubunginya namun tak satupun yang merespon panggilan telepon.
Bahkan Kapolres Sumbawa Barat menyatakan sudah mengupayakan komunikasi untuk meminta dukungan demi meredam aksi, namun hasilnya nihil.
Aksi Berdampak Luas : Jalan Lumpuh, Warga Terjebak
Blokade jalan sejak pagi hingga sore berdampak langsung pada ribuan pengguna jalan. Supir travel, bus, hingga truk logistik tertahan tanpa kepastian. Beberapa penumpang bahkan mengalami situasi darurat.
” Saya bawa penumpang sakit dari Bima. Sudah tertahan dua jam lebih, ini menyulitkan sekali,” keluh Abdul Salam, Supir travel asal Sumbawa.
Kondisi serupa dialami supir truk dan penumpang bus lainnya yang mengaku rugi besar dan frustasi. ” Telur yang saya bawa bisa rusak kalau berjam – jam di sini. Ini kerugian besar,” ujar Dede, sopir truk logistik dari Bali.
Tuntutan Utama : Cabut Moratorium, Segera Berdiri Provinsi Pulau Sumbawa
Aliansi Masyarakat Pulau Sumbawa menegaskan bahwa aksi ini adalah bagian dari perjuangan panjang agar pulau mereka bisa berdiri sebagai Provinsi Mandiri. Mereka menuntut Presiden Prabowo Subianto segera mencabut moratorium Pemekaran wilayah.
“Kami tidak ingin bergantung terus pada Lombok. Kami punya daratan dan lautan yang luas, kami punya tambang emas dan tembaga bahkan uranium. Semua kami punya dan potensinya besar, tapi selama ini tidak dinikmati secara adil,” tegas Khairul Iman, Tokoh Aksi asal Dompu.
Menurut mereka, pembentukan provinsi baru bukan hanya soal administrasi, melainkan soal keadilan, pemerataan pembangunan, dan martabat masyarakat Sumbawa.
Aksi Masih akan terus berlangsung, belum akan berakhir
Hingga petang ini, situasi di sekitar Pototano masih tegang. Massa tetap bertahan dan membangun tenda untuk aksi lanjutan. Mereka menyatakan siap berjuang hingga enam hari kedepan jika belum ada keputusan dari pemerintah pusat.
” Provinsi Pulau Sumbawa adalah harga mati, kami tidak ingin didengarkan oleh DPRD NTB,kami ingin suara kami hingga ke Presiden,” tutup Beck, Orator dari Sumbawa Barat.
Tim Redaksi.