50 KOTA ( Sumbar ) KOMPAS86.com. Sinergitas yang terjalin antara Pemerintah Kabupaten Limapuluh Kota dengan Limbago Adat Nagari dinilai strategis dalam pencegahan, kesiapsiagaan, penanganan darurat, rehabilitasi dan rekonstruksi akibat bencana di nagari.
Melalui pelatihan pencegahan dan bencana Limbago Adat Siaga Bencana, diharapkan jadi momentum untuk selalu membudayakan kesiapsiagaan secara terpadu, terencana dan berkesinambungan guna meningkatkan kesadaran, kewaspadaan, dan kesiapsiagaan masyarakat menuju Kabupaten Limapuluh Kota tangguh bencana yang dimulai dari tingkat nagari.
Hal ini di sampaikan Bupati Limapuluh Kota H. Safaruddin Dt.Bandaro Rajo, saat membuka kegiatan pelatihan pencegahan dan mitigasi bencana tahun 2023 yang di ikuti oleh 70 orang pengurus Kerapatan Adat Nagari / Limbago Adat Nagari / niniak mamak dari 42 nagari se Kabupaten Limapuluh Kota, Rabu (27/09-2023) di Aula Kantor Bupati di kawasan Bukit Limau Sarilamak.
Kegiatan tersebut dihadiri Kepala Pelaksana BPBD Limapuluh Kota sekaligus narasumber utama Rahmadinol, S.Pd beserta pejabat administrator jajaran BPBD Limapuluh Kota.
Di bagian lain Bupati Safaruddin menjelaskan, Kabupaten Limapuluh Kota memiliki kondisi topografi yang berbukit dengan kemiringan sedang hingga terjal dan klimatologi dengan curah hujan yang tinggi sehingga berpotensi sebagai daerah rawan bencana yang dapat terjadi kapan saja.
Oleh karena itu, Bupati meminta kepada para peserta pelatihan senantiasa bersikap siaga dan waspada dalam menghadapi ketidakpastian akan terjadinya bencana.
Kami sangat mengharapkan kekompakan, kebersamaan, kesadaran dan motivasi yang tinggi dalam mengabdikan diri bagi keselamatan masyarakat pada umumnya.
Selain itu, kami meminta para pengurus KAN untuk mengedukasi anak kemenakan dalam mitigasi bencana, tutur Bupati.
Sementara itu Kalaksa BPBD Rahmadinol di dampingi Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Limapuluh Kota Zulfatman dalam laporannya menyampaikan, pelatihan pencegahan dan mitigasi bencana terhadap Limbago Adat Siaga Bencana merupakan suatu langkah yang perlu dilakukan sebagai titik tolak utama yang bertujuan untuk mengurangi dan bahkan meniadakan korban serta kerugian yang mungkin timbul akibat terjadinya bencana, di hadapan 70 orang peserta yang mengikuti pelatihan yang berasal dari 42 Nagari yang memiliki potensi kerawanan bencana di Limapuluh Kota, pungkasnya.
Sementara itu, salah seorang peserta pelatihan tersebut, Irfan Dt. Ngulu dari Nagari Koto Tinggi Kecamatan Gunuang Omeh, sangat mengapresiasi kegiatan ini di gelar yang pada prinsipnya untuk menjaga dan melindungi anak kemenakan dari ancaman bencana alam yang datangnya dengan mendadak dengan secepat kilat.
Untuk mengantisipasi hal demikian, tentunya pelatihan ini dapat di jadikan pedoman, pungkas Dt. Irfan.
Rel – Mardianto Anto