HPDKI Mangprang Melaju Di Piala Persiden,Tapi Pemkab Sumedang ke MANA,? Cendrung TUTUP MATA

banner 468x60

Kompas86.com//jabar//sumedang

Sumedang,36 ekor domba mewakili seni ketangkasan domba garut dan 5 ekor juara kontes ternak di final Piala presiden yang di gelar di pakansari bogor 21-22 September 2025,
Dari berbagai daerah memadati arena kontes yang digelar oleh Himpunan Peternak Domba dan Kambing Indonesia (HPDKI).
Acara tahunan ini kembali diselenggarakan untuk menunjukkan kebolehan domba unggulan lokal dalam ajang ketangkasan dan kontes ternak, sekaligus menjadi ajang silaturahmi antar peternak dan upaya pelestarian seni budaya Sunda.

Namun di balik semarak dan semangat para peserta, tersimpan kegelisahan yang dirasakan para pengurus dpc hpdki kab.sumedang sekaligus para peternak, Mereka menilai bahwa Pemerintah Kabupaten Sumedang masih belum menunjukkan kepedulian serius terhadap sektor peternakan tradisional, khususnya ketangkasan domba yang menjadi warisan budaya sekaligus potensi ekonomi lokal.

Padahal, ini bukan hanya soal hiburan, tapi juga penggerak ekonomi rakyat dan pelestarian budaya. Sayangnya, perhatian dari bupati dan pemerintah sangat minim,” ujar Haji iik, salah satu pembina DPC HPDKI Sumedang.

Kritik serupa juga datang dari ketua DPC hpdki Sumedang (Jajang avoi), yang berharap ada regulasi dan dukungan nyata dari bupati dan pemerintah daerah. “Kalau bukan kami yang jaga budaya ini, siapa lagi? Tapi kami juga butuh apresiasi dan dukungan. Jangan hanya dilihat pas viral saja, pas perjuangannya kami sendiri,” katanya.

Padahal, kontes ternak dan seni ketangkasan ini bukan sekadar ajang adu domba, tetapi juga wahana seleksi genetik ternak unggul, edukasi peternak muda, dan daya tarik wisata lokal. Potensi tersebut belum sepenuhnya dimanfaatkan oleh Pemkab Sumedang.

Menanggapi hal ini, DPC HPDKI Sumedang berharap agar pemerintah daerah lebih terbuka untuk berdialog dan berkolaborasi dalam mengembangkan sektor peternakan berbasis budaya lokal. “Kami tidak minta yang muluk-muluk. Cukup diberi ruang, dukungan fasilitas dasar, dan pengakuan bahwa kami ini bagian dari pembangunan daerah,” tambah jajang.

Acara yang berlangsung selama dua hari ini ditutup dengan penyerahan piala, sertifikat dan uang pembinaan kepada domba-domba terbaik di berbagai kelas, serta apresiasi kepada peternak berprestasi. Meski berlangsung lancar dan mendapat respons positif dari masyarakat, semangat para peternak akan terus diuji jika pemerintah tak segera ambil bagian dalam perjuangan mereka.

Tito kucir

Pos terkait