Sintang ( Kalbar ) KOMPAS86.com
Polemik dugaan pungli untuk pembelian seragam sekolah dilingkungan SMK Negeri 1 Kelam Permai terus bergulir. Belum diketahui dari mana penyebar berita tersebut. Dan hal ini terjadi diduga dilakukan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab, atau dengan kata lain hanya ingin memanfaatkan situasi dengan membesarkan masalah.
Seperti yang diberitakan sebelumnya oleh media insidenpontianak.com bahwa diduga ada praktek jual beli seragam sekolah yang dibebankan kepada Siswa siswi SMK Negeri 1 Kelam Permai beberapa hari yang lalu.
Membaca dari isi pemberitaan media insidenpontianak.com yang kian memanas ini, Akhirnya media kompas86.com mendatangi pihak sekolah SMK Negeri 1 Kelam Permai pada hari Selasa (29/9/2023) sekitar pukul 11.30 wib, kedatangan awak media langsung diterima oleh Kepala Sekolah SMKN 1 kelam permai, Buk Maria Victoria, M.Pd beserta kedua siswa kelas 10 yang diduga korban dari jual beli seragam tersebut.
Dari hasil wawancara bersama Kepala Sekolah SMKN 1 Kelam permai dan kedua siswa tersebut, bahwa apa yang telah di sangkakan tersebut semuanya tidak benar. Kepala sekolah SMKN 1 Kelam permai Maria Victoria, M.Pd mengatakan, “saya membantah apa yang telah diberitakan oleh media insidepontianak com beberapa hari yang lalu. Karena pihak kami tidak ada sama sekali melakukan pungutan berbentuk apapun terhadap siswa siswi disekolah ini, apalagi jika dikatakan ada menerima uang dari org tua siswa untuk pembayaran baju seragam segala. Itu semua tidak benar, kata Buk Maria melalui Media kompas86.com.
Media kompas86.com juga mewancarai siswa yang diduga sebagai korban praktek jual beli pakaian seragam sekolah tersebut, Kedua Siswa itu mengatakan, kami tidak ada membayar apapun kesekolah ini, dan kami juga tidak dipungut biaya apapun dari pihak sekolah katanya secara serentak.
Dari kasus ini media terus menggali informasi kepada pihak sekolah agar persoalan ini bisa terbongkar dan bisa diluruskan, Dan akhirnya Kepala sekolah SMKN 1 Kelam Permai, Maria Victoria, M.Pd memanggil Pak Unari selaku Guru kelas dan sekaligus dipercayakan sebagai staff bidang Kesiswaan SMK Negeri 1 Kelam Permai, Pak Unari menjelaskan, Permasalahan ini sebenarnya hanya kesalahpahaman saja. Dan yang terjadi sebenarnya adalah, ada salah satu dari orang tua siswa selaku diduga korban yang menitipkan uang kepada saya, karena pada saat itu orang tua siswa bertanya pada saya, “kira kira berapa harga baju seragam untuk anak kami ya pak..?
Lalu saya menjawab, kalau siswa yang tahun angkatan kakak kelasnya yang dulu itu harga pakaian jika bapakbeli diluar, harganya berkisar, 1.300.000 – 1.400.000, pak. itu udah termasuk baju putih celana abu abu dan pakaian Pramuka, demikian penjelasan Pak Unari.
Terkait dengan apa yang telah disampaikan oleh orang tua siswa tentang jual beli pakaian sekolah itu, adalah tidak benar, dan uang yang diserahkan pada saya murni bukan untuk membayar pakaian sekolah, tetapi uang dititip kepada saya, siapa tau nantinya ada pembelian pakaian sekolah jelas mereka. Dan uang itupun saya simpan dan tidak ada sama sekali saya pergunakan untuk keperluan pribadi, jelas Pak Unari.
Mengenai dengan angka nominal yang beredar itu 1.400.000 ini memang ada beberapa pertanyaan dari orang tua siswa ke saya, terkait PPDB, itu karena pada saat itu pihak kami belum menerima surat instruksi dari Gubernur Kalimantan Barat, ungkap Pak Unari.
Setelah mendapatkan instruksi dari Gubernur Kalimantan barat bahwa pakaian sekolah untuk siswa siswi SMK Negeri 1 Kelam Permai semuanya gratis dan tidak dipungut biaya apapun, termasuk buku paket, maka uang yang ada terkumpul dengan saya, semuanya sudah saya kembalikan kepada orang tua siswa kembali,” kata Pak Unari.
“Tetapi jika ada orang tua siswa yang mau beli sendiri seragam sekolah dari luar, itu sah sah saja, katanya. “karena sekolah tidak ada jual beli seragam apa pun. Orang tua silahkan mencari diluar.”
Pak Unari menambahkan, setelah SMK Negeri 1 Kelam Permai mendapat Kepala Sekolah yang baru sekarang ini ada Permendikbud tentang Kesiswaan yang baru ini,
“bahwa seragam anak hari ini hanya pramuka, putih abu-abu kemudian seragam ciri khas, hanya tiga. Terus ada yang namanya baju seragam tambahan berupa seragam olah raga berarti kalau digabungkan ada empat,” jelas Pak Unari.
“Terkait dengan didugaan adanya jual beli seragam tersebut, Pihak kami dari sekolah tidak menggunakan kwitansi, karena uang tersebut hanya dititipkan oleh orang tua siswa, siapa tau ada pembelian kedepannya,” katanya. Dan uang tersebut kami hanya menitipkan jadi tidak ada transaksi jual beli seragam sekolah, jelas Pak Unari menyampaikan dari hasil pembicaraannya bersama orang tua siswa.
“Saya tegaskan sekali lagi, bahwa tidak ada pembelian baju seragam sekolah, karena sekolah tidak menjual pakaian sekolah, uang tersebut murni hanya dititipkan oleh orang tua siswa kepada saya. Namanya uang dititipkan, sudah barang tentu tidak pergunakan kwitansi sebagai tanda buktinya, karena memang benar mereka cuma nitipkan uang. Dan saat ini semua uang yang dititipkan kepada saya, semuanya sudah saya kembalikan lagi. Dan tanpa ada potongan sedikitpun.” terang Pak Unari.
Menanggapi dari hasil penjelasan Pak Unari dan Kedua Siswa yang dipanggil keruangan Kepala Sekolah SMKN 1 Kelam Permai tersebut, Buk Maria Victoria akan mengadakan konferensi pers pada tanggal 4 September 2023 nanti, dan akan mengundang semua orang tua siswa kelas 10 beserta Unsur Pimpinan Kecamatan Kelam permai dengan maksud, untuk pemulihan nama baik Sekolah SMKN 1 Kelam Permai ini, jelas Buk Maria sambil menutup ceritanya..
(Tim)