Anggota DPR RI Erna Sari Dewi,Soroti Pendangkalan Pulau Baai

banner 468x60

Jakarta — Anggota DPR RI dari Dapil Bengkulu, Erna Sari Dewi, menyatakan keprihatinan mendalam terhadap kondisi keterisolasian yang kembali melumpuhkan Pulau Enggano. Ia menilai bahwa gangguan operasional kapal perintis Sabuk Nusantara 87 selama lebih dari dua bulan telah menyebabkan kerugian besar, mulai dari terhambatnya distribusi logistik, lonjakan harga bahan pokok, hingga kerugian ekonomi yang ditaksir mencapai miliaran rupiah per bulan.

“Enggano bukan pulau sembarangan. Ia adalah salah satu pulau terluar Indonesia yang semestinya mendapatkan prioritas penuh dari negara. Ketika masyarakat di sana sampai harus membuang hasil panen ke laut karena tak bisa menjualnya, itu artinya ada krisis yang diabaikan terlalu lama,” tegas Erna dalam pernyataan pers, Selasa (6/5/2025).

Lebih lanjut, Erna menyoroti pendangkalan alur kapal di Pelabuhan Pulau Baai, Bengkulu, sebagai penyebab utama lumpuhnya jalur distribusi ke Enggano. Kapal-kapal perintis tidak dapat bersandar dengan aman karena sedimentasi yang semakin parah dan belum ditangani secara serius oleh otoritas pelabuhan dan Kementerian Perhubungan.

“Pendangkalan alur di Pelabuhan Pulau Baai ini sudah menjadi masalah kronis. Ini pintu utama Enggano ke daratan Sumatra. Kalau dermaganya dangkal dan tak bisa dilayari, bagaimana rakyat bisa hidup normal? Ini bukan hanya persoalan teknis, tapi menyangkut kehadiran negara dalam menjaga konektivitas wilayah terluar,” jelas Erna.

Ia mendesak Kementerian Perhubungan dan Pelindo segera melakukan pengerukan alur secara darurat dan memastikan ada kapal pengganti yang bisa beroperasi dalam waktu dekat. Tak hanya itu, Erna juga menyerukan audit total terhadap sistem logistik laut nasional yang terbukti belum mampu menjangkau daerah 3T secara berkelanjutan.

“DPR RI akan mengawal hal ini. Kami akan panggil Kemenhub dan pihak terkait dalam rapat kerja dan pastikan pengerukan serta pelayanan kapal Enggano tidak lagi bersifat musiman,” ujarnya.

Di akhir pernyataannya, Erna menegaskan bahwa Pulau Enggano adalah titik strategis pertahanan nasional dan simbol kehadiran negara di kawasan perbatasan.

“Kalau negara abai di Enggano, itu artinya negara sedang mengikis kedaulatannya sendiri dari pinggiran,” pungkasnya.

Pos terkait