KETAPANG (KALBAR) KOMPAS86.COM__, Sebanyak 20 siswa SDN 12 Benua Kayong, Kecamatan Benua Kayong, Kabupaten Ketapang Provinsi Kalimantan Barat mengalami gejala keracunan setelah menyantap makanan siang dari program Makan Bergizi Gratis (MBG) pada Selasa (23 September 2025). Seluruh siswa kini menjalani perawatan intensif di RSUD Agoesdjam Ketapang.
Kepala Sekolah SDN 12 Benua Kayong, Dewi Hardina Febriani, menjelaskan kasus bermula ketika beberapa siswa mengeluh sakit perut dan muntah tak lama setelah menyantap makan siang. Jumlah siswa yang terdampak terus bertambah hingga mencapai 20 orang.
“Awalnya hanya beberapa anak yang sakit perut lalu muntah. Tapi makin lama makin banyak, jadi pihak puskesmas datang ke sekolah. Karena kondisinya ramai, anak-anak akhirnya dirujuk ke RSUD Agoesdjam,” ungkap Dewi.
Menu makan siang tersebut terdiri dari ikan filet, sayur oseng, jeruk, tahu goreng, dan nasi putih. Belum dipastikan makanan mana yang menjadi penyebab utama, namun hampir semua siswa yang menyantap hidangan itu mengalami gejala serupa.
Kasus ini memicu keresahan para orang tua murid. Burhanudin (45), orang tua siswa kelas 6, meminta pemerintah mengkaji ulang pelaksanaan program MBG.
“Kalau pun pemerintah ingin memberikan makan siang gratis, kenapa tidak diberikan langsung ke orang tua saja? Orang tua tentu lebih menjaga anak-anaknya. Kalau begini, kita tidak tahu apakah makanan itu benar-benar higienis,” ucapnya dengan nada kecewa.
Wali murid lain, Suryani (36), juga mengaku khawatir meski anaknya hanya menyantap sebagian menu.
“Anak saya cuma makan sayurnya, tapi tetap keracunan. Setelah kejadian ini saya malah was-was kalau hal serupa terulang,” ujarnya.
Hingga kini, pihak dapur MBG yang menyiapkan makanan untuk SDN 12 Benua Kayong belum memberikan penjelasan resmi.
Kasus ini menambah sorotan publik terhadap kualitas dan pengawasan program MBG. Banyak pihak mempertanyakan sejauh mana kontrol pemerintah terhadap dapur penyedia, mulai dari proses pengolahan, distribusi, hingga penyajian makanan di sekolah.
Sementara itu, pihak RSUD Agoesdjam Ketapang masih melakukan observasi. Beberapa siswa mulai membaik, namun sebagian lainnya masih mengeluhkan sakit perut dan lemas. Orang tua korban terus menunggu di rumah sakit, berharap anak-anak mereka segera pulih dan kasus ini segera mendapat kejelasan.
Effendi Yusuf