Pt.Persero Batam Hamburkan Uang Pinjaman PPA di Pelabuhan Batu Ampar 

banner 468x60

Batam,KOMPAS86.COM – PT. Persero Batam akan menghamburkan uang triliunan rupiah untuk proyek-proyek mubazir di Pelabuhan Batu Ampar. Dana melalui pinjaman dari PPA (Perusahaan Penjamin Aset, dulunya BPPN-Badan Penyehatan Perbankan Nasional) senilai Rp. 2,1 Triliun.

Bermodalkan Nota Penunjukkan Kerjasama dari BP Batam per-Agustus 2023 lalu, Persero Batam mengajukan pinjaman ke PPA dengan skema Rp. 3,4 Triliun. Berdasarkan paper work yang diajukan tersebut disetujui angka Rp. 2,1 triliun. Tetapi melihat dari studi kelayakan dan perencanaan pengembangan pelabuhan angka maksimal dibutuhkan berkisar Rp. 900 miliar. Maka ada selisih dana yang cukup besar, Rp. 1,2 triliun yang akan dipaksakan habis dengan berbagai proyek mubazir.

Demikian disampaikan Ketua LSM Kelompok Diskusi Anti 86 (Kodat86) melalui Ketuanya, Cak Ta’in Komari SS kepada media, Kamis (6/6). “Persero akan memaksakan proyek-proyek yang tidak fisible dan dipaksakan untuk menghabiskan dana pinjaman tersebut,” ujarnya.

Menurut Cak Ta’in, Persero telah melakukan injeksi tiang pancang dan mengikatnya pada dermaga utara pelabuhan Batu Ampar. Sejauh ini belum diketahui hasilnya. Selain itu, akan dilakukan pendalaman kolam dan alur dengan asumsi kapal tipe A berkapasitas bisa bersandar. “Persoalannya kapal besar mana yang akan bersandar ke Batam?” tanyanya tidak yakin.

Lebih lanjut Cak Ta’in menjelaskan, Persero Batam tidak memiliki spesifikasi pengelola pelabuhan end port user, yang memiliki otoritas terhadap pelabuhan maupun equipment dari pelabuhan lain di Indonesia. Jika dilihat dari pengelompokan binsinya di Kementerian BUMN, Persero Batam termasuk pengelola kawasan.

“Yang mengherankan, PT. Pelindo II sebagai end port user saja mundur dari pengelolaan pelabuhan Batu Ampar tahun 2020, padahal sudah disiapkan budget sekitar Rp. 1,5 triliun. Kok , tiba-tiba Persero Batam yang bukan spesifikasi kerjanya berani ditunjuk dari BP Batam. Sudah begitu, ada banyak masalah sebelumnya,” jelas Cak Ta’in.

Proyek mubazir yang dipaksakan yakni pembelian STS Crane sebanyak 3 unit lagi. Melihat harga pembelian STS Crane tahun 2022 bernilai Rp. 120 miliar, yang dipaksakan juga dipasang di dermaga selatan, padahal peruntungan pada dermaga utara. Pengadaan 3 STS Crane yang kabarnya tahun ini dilakukan diperkenankan menelan anggaran 3 kali lipat, sekitar Rp. 360 miliar. “Pertanyaannya 3 STS Crane itu akan dipasang di mana?” ucapnya.

Proyek selanjutnya yang dipaksakan yakni pembangunan yard container seluas hingga 10 hektar, yang diperkirakan akan menelan anggaran ratusan miliar. Proyek yang kabarnya juga akan mulai dikerjakan tahun ini.

“Persoalannya arus container keluar masuk ke Batam itu berapa real nya. Maksimal 350 tapi realnya hanya sekitar 200 ribu. Sudah begitu, container lebih banyak barang konsumtif dibanding barang produktif. Sehingga yard container hanya berisi container kosong.” tambahnya.

Cak Ta’in menegaskan pihaknya akan menuntaskan kajian tentang pengelolaan pelabuhan yang bakal jadi ajang bancaan para elit karena ada kue besar dari PPA tersebut. “Selow saja sambil mematangkan persiapan laporan ke KPK, kita akan gulirkan terus menerus berita ini.” tegasnya.

( D2K )

Pos terkait

Tinggalkan Balasan