Maraknya Jukir Tidak Berseragam Di Kawasan Tanjung Pantun kelurahan Sei jodoh

banner 468x60

Batam.kompas86.com -Juru parkir berseragam masih banyak yang tidak mengantongi karcis parkir dan tidak memiliki identitas sebagai jukir di daerah tanjung pantun kelurahan sei jodoh. Masyarakat pun berharap agar Dishub Batam menertibkan keberadaan jukir yang tidak mengikuti aturan penarikan tarif parkir tersebut.

 

Pemerintah sudah menaikkan tarif parkir, harusnya ini tata tertib penarikkan parkir di lapangan juga ditingkatkan. Jangan sama saja seperti sebelumnya Habis naikkan tarif jukir di lapangan macam tak ada aturan. Suka hatinya meminta uang tanpa karcis,” ujar Sukir warga tiban yang sedang berbelanja di tanjung pantun depan travel hotel sei jodoh yang keberatan dengan penarikkan parkir Selasa 23 januari 2024.

 

 

Warga resah sebab keberadaan jukir ini tidak dibekali legalitas sebagai jukir yang ditunjuk oleh instansi pemerintah terkait. Jukir yang bertugas  hanya bermodalkan kemeja seragam parkir dan itupun tak dipakai setiap saat.

 

Karcis sebagai tanda pemungutan biaya parkir yang sah untuk pemasukan negara umumnya tidak dimiliki oleh para jukir dan setiap di tanya karcis jawaban nya karcis habis dan di berikan karcis lama yang di bandrol 2000 sebanyak 2lembar dan di bilang itu sama saja.

 

 

 

Imbasnya warga merasa sia-sia membayar biaya parkir, sebab tidak ada kepastian uang tersebut masuk ke kas negara atau pemerintah daerah. Penarikan biaya parkir tanpa karcis ini diduga sebagai pungutan liar dan masuk ke kantong pribadi dan sekelompok orang.

 

Tak jelas memang ke mana uang itu. Jika memang benar orang ini (jukir) dari Dishub,dari mana Dishub tahu pemasukan mereka perhari berapa, Kalau semua pakai karcis jelas berapa karcis yang keluar itulah pemasukan mereka perhari. Ini tak ada karcis sama sekali.Kita minta malah diajak berantem (sama Jukir).

 

 

Selain itu warga juga merasa risih dengan sistem parkir tanpa karcis tersebut. Bagaimana tidak dalam satu kawasan yang sama bisa lebih dari tiga orang jukir yang berbeda dan tidak berseragam.

 

Saat warga berpindah lokasi parkir karena kepentingan belanja atau lainnya, harus bayar lagi ke jukir yang stanby di sana. Ini meresahkan sebab warga harus bayar lebih dari sekali, sekalipun masih berputar dalam kawasan yang sama.

 

Jukir tanpa karcis ini juga jadi keluhan pemilik toko atau ruko. Pasalnya keberadaan jukir ini mengurangi jumlah pelanggan mereka. Warga enggan ke toko atau tempat usaha mereka karena resah dengan keberadaan jukir ini.

 

Kadang orang mau beli kelontong tak mau singgah karena jukir yang tak jelas itu.Berdampak terhadap usaha (Red)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan