Tanjung Enim,SUMSEL,Kompas86.com// Kompak dan terorganisir warga RT 14 Tegal Rejo, terkait tegangan listrik yang tidak stabil atau Spaning yang terjadi di RT 14 desa Tegal Rejo, Kecamatan Lawang Kidul, Kabupaten Muara Enim, yang telah terjadi beberapa tahun-tahun, membuat warga resah,pasalnya alat elektronik banyak yang rusak diduga akibat tidak stabilnya tegangan listrik.
Prihal tersebut akhirnya membuat warga yang di koordinir oleh Suparmono sepakat melayangkan surat pemberitahuan kepada Polres Muara Enim, tertanggal 20 Nopember 2023 untuk mengadakan demo aksi damai untuk menyampaikan keluhan mereka kepada pihak PLN Muara Enim, yang rencana akan digelar di kantor PLN Muara Enim dan depan kantor Bupati pada tanggal 23 Nopember 2023.
Atas surat yang disampaikan terkait rencana aksi damai tersebut, pihak PLN Muara Enim merespon cepat tuntutan masyarakat dan meminta untuk melakukan perundingan di Tanjung Enim saja.Hingga akhirnya, aksi damai di Muara Enim batal dilaksanakan.
Namun,pihak PLN dan masyarakat RT 14 dan pemdes Tegal Rejo sepakat, perundingan dilaksanakan di Balai Adat Guno Mulyo desa Tegal Rejo, dengan agenda penyampaian keluhan dan tuntutan masyarakat dan tanggapan pihak PLN serta mencari kesepakatan, Kamis (23/11/2023).
Tidak kurang dari 200 orang warga RT 14 hadir di Balai Adat Guno Mulyo, selain itu hadir mewakili Kapolsek Lawang Kidul, Aipda Feri Susanto dan anggota, Kepala Desa Teguh Priono beserta perangkat, Ketua BPD H.Maryanto dan anggota, Ketua RT 14 Edi Gunawan, Bhabinsa Serma Decky Iskandar, Bhabinkamtibmas Bripka Fajri Arianto, serta wakil dari PLN Muara Enim hadir Team Leader Technik, Egi Nugroho dan Crew.
“Memang benar, diduga akibat spaning ini kami mengalami kerugian, terutama ada beberapa alat elektronik yang rusak, tuntutan kami kepada pihak PLN, segera di tambah trapo, karena RT 14 ini masih ada perkembangan penduduk, nanti bertambahnya rumah warga, kami berharap ini tidak menjadi permasalahan di kemudian hari, kebutuhan listrik terpenuhi dan tidak ada lagi keluhan dari warga,”harap Edi Gunawan mewakili warga RT 14.
Edi menambahkan,” aksi ini kami lakukan karena beberapa bulan lalu saya selaku ketua RT beserta team 9 sudah menghadap untuk mediasi di kantor PLN Muara Enim, lalu saya menghadap sendirian satu kali, bahkan proposal sudah masuk namun belum ada tanggapan dari PLN, akhirnya aksi ini kami lakukan, kenapa harus ada aksi dulu baru ada tanggapan dari PLN,” ungkap Edi Gunawan.
Kepala Desa Tegal Rejo, Teguh Priono juga berharap, PLN segera merealisasikan tuntutan warga, juga untuk di tahun depan.
“Harapan kami tuntutan warga ini segera terealisasi untuk penambahan trafo, juga untuk di tahun 2024 nanti, agar kejadian ini tidak terjadi lagi, untuk warga RT 14 kami ucapkan terimakasih tetap kondusif, kami harap tetap berkoordinasi dengan pemerintah desa tentang permasalahan yang terjadi,”harap Teguh.
Sementara itu, Team Leader Technik PLN Muara Enim, Egi Nugroho menyampaikan tanggapan tentang tuntutan dari warga, terkait penambahan trafo dan kompensasi untuk barang elektronik yang rusak.
“Tadi kami sudah sampaikan terkait rencana perbaikan jalur di RT 14, untuk jangka pendek akan kami lakukan pemasangan trafo juga pemulihan jaringan, untuk jangka panjang kami akan perbesar kabel-kabel dan juga penambah trafo juga pemasangan jalur di gang-gang, serta penggantian tiang besi akan kami ganti dengan tiang beton,”tegasnya.
Mengenai tuntutan warga tentang kompensasi alat elektronik yang rusak, Egi mengatakan, silahkan sampaikan surat kepada layanan konsumen PLN.
Beberapa tuntutan warga hasil dari pertemuan ini, telah di sepakati dan ditandatangani dalam notulen oleh Kades, Kadus, ketua RT , Babinkamtibmas, Babinsa dan pihak PLN, diantaranya:
-Penambahan atau pemasangan Trafo
-Pergantian kabel yang tidak standar
-Pemasangan baru atau pergantian tiang
-Hidupkan lampu-lampu jalan yang mati.
(Yn#)