Tanimbar (Maluku) Kompas86.com –
Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, secara resmi meluncurkan Koperasi Merah Putih di Desa Ilngei, Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Provinsi Maluku. Peresmian ini menandai dimulainya program nasional percepatan pembentukan koperasi desa yang diharapkan mampu menjadi pilar penggerak ekonomi masyarakat di wilayah perbatasan
Presiden dalam arahannya menekankan pentingnya diversifikasi jenis usaha koperasi, antara lain penyediaan sembako, layanan kesehatan seperti apotek dan klinik, serta penyimpanan hasil pertanian dan perikanan. Beberapa nota kesepahaman (MoU) juga telah ditandatangani dengan mitra strategis, membuka peluang bagi ekspor produk lokal ke pasar internasiol.
Kepala Dinas Koperasi, UKM, dan Transmigrasi Kabupaten Kepulauan Tanimbar Utha Kabalmay kepada wartawan menjelaskan, pembentukan Koperasi Merah Putih ini merupakan bagian dari Instruksi Presiden (Inpres) tentang percepatan koperasi desa di seluruh Indonesia.
Namun, menurutnya, tantangan terbesar adalah karena kebijakan ini keluar saat sebagian besar daerah, termasuk Kepulauan Tanimbar, telah menetapkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) tahun berjalan. Karena itu, tidak tersedia alokasi anggaran khusus untuk mendukung pembentukan kopdes merah putih tersebut.
“Meski demikian, kami bersyukur karena mendapat dukungan penuh dari Bapak Bupati dan seluruh jajaran pemerintah daerah. Berkat sinergi ini, koperasi dapat terbentuk tepat waktu dan sesuai ketentuan yang berlaku,” jelas Kabalmay.
Kabupaten Kepulauan Tanimbar, kata Kabalmay, menjadi satu dari dua kabupaten di Provinsi Maluku yang berhasil masuk dalam program 108 Koperasi Desa Merah Putih skala nasional. Selain Tanimbar, hanya Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT) yang turut diresmikan langsung oleh Presiden RI.
“Ini menjadi kebanggaan sekaligus tanggung jawab besar. Tanimbar dipercaya menjadi role model dalam pengembangan koperasi desa di wilayah timur Indonesia,” ujarnya.
Saat ini, gerai koperasi telah mulai beroperasi, termasuk toko sembako. Ke depan, fasilitas akan diperluas mencakup apotek, klinik, gudang logistik, serta pusat pengolahan hasil perikanan. Potensi perikanan laut yang melimpah menjadi salah satu alasan Tanimbar ditetapkan sebagai lokasi pilot project nasional koperasi perikanan.
Kendati demikian, Kabalmay mengakui masih terdapat tantangan serius, mulai dari keterbatasan akses transportasi, jaringan listrik dan internet, hingga kendala geografis sebagai wilayah kepulauan.
“Semua tantangan itu bisa kami hadapi karena ada semangat yang tidak pernah padam dari para pimpinan daerah, para camat, kepala desa, hingga pendamping lokal,” ucapnya.
Kabalmay menegaskan pentingnya penguatan kapasitas pengurus koperasi agar lembaga ini dapat berjalan sesuai visi pendiriannya dan menjadi kekuatan ekonomi rakyat yang tangguh dan berkelanjutan.
“Koperasi ini harus berdiri tidak hanya secara fisik, tetapi harus juga tumbuh sebagai instrumen pemberdayaan yang mampu memberikan manfaat nyata bagi masyarakat terutama masyarakat desa,” tutupnya.
(Mas Agus)