Proyek U-Dith 1 Paket 3 Titik, Jl Kedungdoro, Jl Embong malang, dan Jl Kartini Diduga Syarat ‘Penyimpangan’

banner 468x60

Surabaya ( Jatim ) Kompas86.com

Mungkin kurangnya pengawasan dari Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga Pemkot Surabaya, maka pekerjaan proyek drainese box culvert ‘millyaran rupiah’ di Jl Kedungdoro, Jl Embong Malang, Jl Kartini diduga pengerjaanya asal pasang, dan terkesan ‘amburadul’

Proyek saluran lebar pedestrian < 3 meter yang di biayai dari anggaran APBD 2024 kota surabaya tersebut banyak menuai sorotan dan kritikan dari berbagai lembaga elemen masyarakat (LSM).

Proyek dengan dengan Nilai pagu Rp.18.223.599.999,00 dan HPS : Rp. 18.213.767.000,00 Dengan nilai proyek yang dikerjakan sangat fantastis sekali, Namun akurasi pemasangan pekerjaanya terkesan ‘amburadul’ dan dianggap ‘asal pasang’.

Berdasarkan pantauan dan sumber dilapangan, Kamis (25/7) bahwa dalam pelaksanaanya
Banyaknya diketemukan penyimpangan dan kejanggalan
di dalam speksifikasi proyek tersebut , adanya dugaan kuat adanya pemangkasan bahan material kontruksi, membuat kurangnya efektifitas pemakaian jangka panjang pada proyek drainese tersebut.

Selain itu proyek juga tidak tercantum papan nama proyek (tanpa papan nama) ‘proyek siluman’.

“Benar mas, kalau saya lihat bahwa proyek saluran di wilayah Jl Kedungdoro, Jl Embong Malang dan Jl Kartini diduga banyak penyimpangan saat pemasangan U-dith, dan proyek tersebut pengerjaannya terkesan ‘asal jadi'” ujar salah satu rekanan Pemkot Surabaya yang tidak mau disebutkan namanya Kamis (25/7).

Lanjutnya, seharusnya, teknik pekerjaan harus melihat kondisi struktur tanah yang lembab dan padat dalam pemasangan Box u-dith, mirisnya lagi lantai dasar tidak dilengkapi dengan urugan pasir atau sirtu, untuk mengurangi tenggelam nya u-dith. Hal tersebut dapat mempengaruhi sudut kemiringan. Apalagi melihat rabatan samping kanan kiri u-dith sebagai pengunci kemiringan hanya di berikan material bekas galian (sisa urukan tanah), ujar sumber.

Jika hal ini sengaja di biarkan maka akan berdampak pada sudut kemiringan suatu U-Dith. Sehingga terlihat naik turun, dan tidak rata, dan saluran air tidak bisa berjalan lancar, karena tersumbat dengan sisa sisa tanah yang masuk diselah-selah u-dith, ujar salah satu sumber, saat ditemui di Pemkot Surabaya.

Sementara itu Kadis Sumber Daya Air dan Bina Marga Syamsul Arijadi, saat ditemui di kantornya, Senin (29/7) sedang tidak ada ditempat.

Budi

Pos terkait

Tinggalkan Balasan