Peringati Hardiknas 2025, Wabup TTS Tegaskan Tak Boleh Ada Diskriminasi dalam Pendidikan

banner 468x60

Kabupaten Timor Tengah Selatan / Provinsi Nusa Tenggara Timur 

Kompas86.com – Melalui Keppres RI Nomor 316 Tahun 1959, Pemerintah Indonesia menetapkan Hari Pendidikan Nasional pada tanggal 2 Mei. Penetapan itu dilatarbelakangi sosok luar biasa di dunia pendidikan Indonesia, Ki Hadjar Dewantara.

Momen tersebut pun umumnya diperingati dengan penyelenggaraan upacara bendera, sehingga semua insan mengingat kembali filosofi dari nilai perjuangan Ki Hadjar Dewantara dalam menegakkan fondasi pendidikan di Indonesia.

Dalam surat pedoman Hardiknas 2025, pemerintah menyerukan agar semua instansi pendidikan dan sekolah menggelar upacara pada Jumat, 2 Mei 2025 secara tatap muka. Peserta upacara diwajibkan mengenakan pakaian adat atau pakaian nasional sebagai bentuk pelestarian budaya bangsa.

Salah satu laman yang dikatakan Mentri pendidikan, Abdul Mu’ti.”Ketentuan ini bertujuan menanamkan nilai-nilai nasionalisme, cinta tanah air, dan penghormatan terhadap warisan budaya Indonesia,” demikian bunyi seruan dalam laman tersebut.

Ribun peserta didik mulai dari tingkat, SD, SLTP, SMA, serta para guru, pegawai, OPD Forkompinda terlihat berpakaian adat memenuhi lapangan puspenmas kabupaten Timor Tengah Selatan, Provinsi Nusa Tenggara Timur, 2/05/2025, untuk mengikuti upacara hari pendidikan nasional ( Hardiknas ) tahun 2025.

hadir dalam kegiatan Hardiknas di kabupaten Timor Tengah Selatan, Dandim 1621 / TTS /, Letkol Inf. Sobirin, S.Ag, M.Si, Kapolres Timor Tengah Selatan, AKBP Sigit Harimbawan, SH. Sik, MH, Ketua DPRD Kabupaten Timor Tengah Selatan, Merdeka Liu serta kepala OPD dan Forkompinda, para kepala sekolah dan guru pendamping terllihat menggunakan pakaian adat tradisional.

Inspektur upacara Hardiknas dipimpin oleh wakil Bupati TImor Tengah Selatan, Jhoni Army Konay, SH.

Wakil bupati Timor Tengah Selatan dalam amanatnya membacakan surat edaran menteri pendidikan, Abdul Muti dengan mengatakan

” Peringatan hari pendidikan Nasional merupakan suatu momentum dan meningkatkan amanat konstitusi meningkatkan serta mencerdaskan anak-anak bangsa” ujar Jhoni Army Ko nay.

” Pendidikan adalah sarana mencerdaskan anak bangsa, peningkatan kualitas kualifikasi para guru. Guru adalah seorang yang selalu ada disamping anak didik, dalam suka maupun duka” ujar wakil Bupati TImor Tengah Selatan, Jhoni Army Ko nay, SH.

Upacara hardiknas di kabupaten Timor Tengah Selatan, menghadirkan ribuan penari bonet yang berasal dari instansi pendidikan, mulai dari tingkat SD, SMP, SMA se-kabupaten Timor Tengah Selatan, provinsi NTT.

Pantauan media Kompas86.com, walaupun cuaca tidak bersahabat , namun para peserta upacara tetap berada di lapangan untuk memeriahkan upacara Hari Pendidikan Nasional ( Hardiknas ) tersebut dengan tarian Bonet.

Tari Bonet di Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) merupakan tarian tradisional yang khas dari suku Dawan, yang memiliki nilai-nilai sosial, kebersamaan, dan gotong royong. Tarian ini memiliki ciri khas formasi melingkar dan syair-syair yang mengandung kekayaan sastra lisan suku Dawan.

” Pendidikan adalah hak asasi dan hak Sipil. Tidak boleh ada diskriminasi dalam dunia pendidikan ” tegas wakil Bupati Timor Tengah Selatan, Jhoni Army Ko nay saat berikan sambutan sebelum membuka kegiatan pameran.

kegiatan selanjutnya diakhiri dengan pembukaan pameran secara resmi oleh wakil Bupati Timor Tengah Selatan, didampingi Kapolres TTS, Ketua DPRD Kabupaten Timor Tengah Selatan.

 

Jurnalis |( Tarsi Abi86).

Pos terkait