Bintan (Kepri) Kompas86.Com – Dalam upaya melestarikan kebudayaan Melayu sejak dini di wilayah pesisir Kabupaten Bintan, Tim Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) dari Universitas Maritim Raja Ali Haji menyelenggarakan kegiatan Sosialisai IKM, pendampingan modul ajar, dan sosialisasi komunitas belajar serta launching podcast di POS PAUD Nusa Indah, Teluk Bakau Kecamatan Gunung Kijang Kabupaten Bintan.
Kegiatan dengan bertemakan “Peningkatan Kualitas Pembelajaran Pos PAUD Nusa Indah: Solusi Pelestarian Kebudayaan Melayu Sejak Dini di Wilayah Pesisir Kabupaten Bintan,” acara ini berhasil menghadirkan wawasan baru bagi guru dan orangtua sebagai peserta.
Kegiatan yang dipimpin oleh Bapak Eko Febri Syahputra, S.Pd., M.Pd dan beranggotakan Bapak Dios Sarkity, S.Pd., M.Pd dan Ibu Dina Fitriyah, S.Pd., M.Si berlangsung selama dua hari, dimulai pada tanggal 22 hingga 23 Agustus 2023. Selama periode tersebut, tiga narasumber berkompeten telah diundang untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman mereka dalam rangka mendukung penguatan implementasi Kurikulum Merdeka di lingkungan POS PAUD Nusa Indah.
Koordinator Penjab Sekolah Penggerak, Bapak Ali Rahman Kaban, S.Pd., M.Pd, salah satu narasumber dalam sesinya, menyampaikan materi mengenai “Sosialisasi Implementasi Kurikulum Merdeka,” yang bertujuan untuk memberikan pemahaman mendalam kepada para guru mengenai perubahan paradigma baru dalam Pendidikan.
“Tiap anak unik dengan karakteristiknya masing-masing. Setiap anak tidak ada yang sama antara satu dengan lainnya dan tidak ada dua yang sama persis meskipun bawaan kembar identik. Mereka memiliki bawaan, ciri, minat, kesukaan, gaya belajar dan latar belakang yang berbeda. Karakteristik unik anak usia dini harus diketahui orang tua agar ibu dan ayah dapat membangun sikap, prinsip, dan kecerdasan Si Kecil.” Ujar Ali Rahman Kaban memulai sesi materinya.
Bapak Zulhajidan, S.Pd., MM, selaku pengawas Dinas Pendidikan Kabupaten Bintan, narasumber II dengan materi “Modul Ajar Kurikulum Merdeka.” Narasumber ini dengan bersemangat memberikan pandangan yang mendalam tentang bagaimana mengintegrasikan MIKiR (Mengalami, Interaksi, Komunikasi dan Refleksi) kedalam modul ajar serta menanamkan nilai-nilai kebudayaan lokal ke dalam pembelajaran, sehingga siswa dapat lebih memahami dan menghargai warisan budaya Melayu.
Pemateri terakhir, anggota BGP Provinsi Kepri, Bapak Khairi Rosadi, S.Pd, turut memberikan wawasan penting melalui materi “Komunitas Belajar.” Khairi Rosadi menyampaikan “pentingnya kolaborasi antara guru, siswa, dan masyarakat dalam membangun lingkungan belajar yang saling berbagi dan berdaya guna.”
Salah satu output menarik dari acara ini adalah inisiasi “Pojok Kreasi Anak Pesisir.” Melalui podcast, siswa POS PAUD Nusa Indah diharapkan dapat mengekspresikan bakat mereka dalam bentuk nyanyian, puisi, tarian, serta cerita/dongeng rakyat Melayu. Konsep ini menciptakan wadah kreatif bagi siswa untuk mengeksplorasi budaya mereka dan berkontribusi dalam pelestarian warisan budaya Melayu.
Kepala Sekolah POS PAUD Nusa Indah yakni ibu Poniti, S.Pd mengungkapkan rasa terima kasih dan antusiasnya terhadap inisiatif “Pojok Kreasi Anak Pesisir.” Beliau menyatakan bahwa acara ini memberikan peluang bagi siswa untuk mengasah bakat mereka sambil belajar tentang nilai-nilai budaya melayu yang kaya di wilayah pesisir Kabupaten Bintan.
Dalam upaya merangkul perkembangan positif dan memastikan masa depan yang cerah bagi generasi muda, acara “Peningkatan Kualitas Pembelajaran Pos PAUD Nusa Indah: Solusi Pelestarian Kebudayaan Melayu Sejak Dini di Wilayah Pesisir Kabupaten Bintan” mewakili tonggak penting dalam menggali potensi siswa serta menjaga kekayaan budaya lokal yang tak ternilai harganya. Diharapkan, langkah-langkah progresif seperti ini akan terus menginspirasi masyarakat dalam mendukung pendidikan yang berkelanjutan dan memelihara identitas kultural.
“Alhamdullilah kita dapat giat pengaddian masyarakat dan sangat berguna bagi anak usia dini terutama untuk mengangkat budaya Melayu. Selain itu sejak usia dini sudah mulai kita kenalkan Kebhinnekaan Indonesia melalui pengenalan adat, budaya, agama dengan permainan-permainan dan kita mulai membangun manusia Indonesia seutuhnya lewat pembinaan karakter anak-anak melalui tata krama, sopan santun, kejujuran,dsbnya.” Demikian disampaikan ibu Poniti kepala sekolah PAUD kepada awak media ini.
(Jhon)#