PEMKOT Mojokerto Gelar Workshop Pencegahan Kekerasan Perempuan Dan Anak

banner 468x60

MOJOKERTO, JATIM KOMPAS86.com.

Pemerintah Kota (Pemkot) Mojokerto melalui Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Dinsos P3A) menggerlar Workshop Pencegahan Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak di Pendopo Sabha Mandala Tama, Balai Kota Mojokerto, Selasa (18/7/2023).

Workshop ini diikuti oleh 60 peserta yang terdiri dari TAGANA (Taruna Siaga Bencana) , surveyor, petugas KSP (Kampung Diaga Bencana), dan petugas SLRT (Sistem Layanan dan Rujukan Terpadu) Kota Mojokerto.

Tujuan agenda yang menghadirkan Psikolog PKLP Universitas Surabaya (Ubaya) Emmy Zuhilda Mado ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas SDM pilar-pilar sosial tersebut dalam upaya pencegahan kekerasan terhadap perempuan dan anak di masyarakat.

Wali kota Mojokerto Ika Puspitasari turut hadir membuka workshop tersebut. Pihaknya menekankan jika kegiatan ini sangat diperlukan dalam merespon banyaknya kasus terkait di masyarakat.

“Perkembangan teknologi ini menjadikan kita semakin mudah mengetahui apa-apa saja yang terjadi dengan cepat. Seperti kasus kekerasan ini, ternyata tidak hanya di kota besar, tapi di desa-desa juga kerap terjadi,” terang wali kota.

Lebih lanjut, ia juga menyoroti trend kasus kekerasan seksual yang tidak hanya terjadi pada anak perempuan tetapi juga laki-laki. Yang mana, menurutnya, dampaknya juga tidak bisa diremehkan karena bisa berbuntut panjang.
Ketika anak laki-laki sudah menjadi korban kekerasan seksual,maka ketika dewasa nanti dianya akan mencari pelampiasan untuk di jadikan korban. Setelah berhubungan sesama jenis kemudian dia menikah dengan perempuan,maka penyakitnya akan di tularkan ke pasanganya ketika pasanganya hamil,maka kemungkinan besar penyakit itu akan menular ke anak yang di kandung” jelas Ning Ita.

Jika hal itu marak terjadi maka moral dari generasi penerus bangsa akan tergerus. Sehingga upaya dari berbagai pihak untuk kolaborasi dan bersinergi sangat di butuhkan.

“Mari kita upayakan bareng-bareng supaya dampak negatifnya tidak menjalar ke generasi berikutnya,Sebisa mungkin kita Ikhtiar memutus mata rantainya” tutup Ning Ita .

Jurnalis: Miskan

Pos terkait

Tinggalkan Balasan