Pameran P5 SMP Katolik Sint Vianney Soe. Ini Pesan Romo Johannes A. Tnomel, Pr. S. Fil.
TTS / NTT
Kompas86.com.Indonesia,sebagai Negara yang kaya akan budaya dan keanekaragaman etnis yang memiliki banyak tradisi dan kebiasaan unik yang masih dipraktekkan hingga saat ini. Adat istiadat dan budaya merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan masyarakat, karena mencerminkan nilai-nilai, norma, dan identitas budaya suatu daerah.
Terdapat beberapa contoh adat istiadat yang menarik dan beragam dari berbagai daerah di Indonesia. Mulai dari upacara pernikahan, pakaian adat, upacara kematian, tarian tradisional, dan adat istiadat lainnya. Selain memberikan gambaran umum tentang contoh adat istiadat, penting juga untuk mengetahui latar belakang budaya dan makna di balik setiap tradisi.
Hal ini akan memberikan wawasan lebih dalam tentang bagaimana adat istiadat memainkan peran penting dalam mempertahankan dan mewariskan warisan budaya dari generasi ke generasi. Dengan membahas contoh-contoh adat istiadat yang menarik dan beragam, diharapkan dapat meningkatkan apresiasi kita terhadap keanekaragaman budaya Indonesia.
Kegiatan P5 ( Projek, Penguatan, Profil, Pelajar Pancasila) merupakan kegiatan yang harus dilaksanakan pada peserta didik di dunia pendidikan saat ini.
Kegiatan Pameran P5 SMP Katolik Sint Vianney Soe, dengan Tema: “Melestarikan Budaya Amanuban” diikuti oleh seluruh peserta didik kelas 7-9, kepala sekolah dan semua guru wajib menggunakan pakaian adat. Kegiatan pameran P5 tersebut merupakan baru yang pertama kali terjadi di sekolah yang bernaung di Yayasan Swastisari Keuskupan Agung Kupang Cabang Kabupaten TTS ini.
Kegiatan Pameran P5 yang membahas kearifan budaya lokal dengan tujuan agar seluruh peserta didik bisa mengetahui dan mencintai budaya lokal yang ada dalam kehidupan bermasyarakat.
” sebelum kita melakukan pembagian raport, kita harus melakukan pameran P5 dengan Tema Melestarikan Budaya Amanuban” ujar Kepala SMP KatolikSint Vianney Pastor Johannes A Tnomel, Pr. Fil, 14/12/2023. Yang bertempat di aula SMP Katolik Sint Vianney Soe.
Dirinya menambahkan ” kegiatan ini merupakan kegiatan yang baru. Kita mengimplementasikan kurikulum merdeka, kegiatan ini bukan kegiatan akademis, tapi kita harus tetap mencintai adat dan kebudayaan, kerana setelah anda selesaikan pendidikan dan hidup di tengah-tengah masyarakat, maka anda akan hidup di tengah masyarakat yang hidup dengan penuh adat dan budaya setiap hari, disitulah kita perlu mencintai adat dan kebudayaan. Karena setelah tamat anda bukan tiap hari berbicara atau belajar matematika dan fisika ditengah masyarakat tapi anda akan hidup ditengah masyarakat yang penuh dengan adat dan budaya” jelas Kepala SMP Katolik Sint Vianney Soe dua periode.
Pantauan Media ini, seluruh peserta didik, kepala sekolah dan guru menggunakan pakaian adat dan serius antusiasemgikuti kegiatan pameran tersebut.
Marianus Turun, S. Fil sebagai koordinator dalam keterangannya ” anak -anak harus mengikuti adat dan budaya dimana ia tinggal, karena adat dan budaya menjadi bagian dari hidup bermasyakat” kata Marianus.
Dirinya juga mengharapkan ” budaya dan adat istiadat terutama saling menghargai satu dengan yang lain” lanjut Ari Turu sapaan akrabnya.
Kegiatan Pameran P5, ada sesi tanya jawab dari peserta didik dan dijawab oleh bapak/ibu guru.
Sebagai masyarakat yang berbudaya tentu hidup bersama tidak terlepas dari lingkaran adat dan budaya. Wakil kepala sekolah menambahkan ” kita wajib terapkan budaya yang ada disekitar kita” kata Sancelina Seran, S.Pd.
” kami mendidik anda ( peserta didik ) untuk menjadi manusia yang berbudaya dan disuatu hari nanti anda akan menjadi manusia yang lebih baik dan berbudaya” tutup Sancelina Seran, S. Pd.
Kegiatan Pameran P5 diakhiri dengan pembagian hadiah untuk peserta lomba P5 dan Lomba Porseni. Pemberian hadiah diberikan oleh Pastor Johannes A. Tnomel, Pr..S. Fil.
( Tarsi Abi86 )