SUNGAI PENUH, Kompas86.com – Proses lelang tanah dan bangunan milik salah satu nasabah Bank Rakyat Indonesia (BRI) Cabang Sungai Penuh pada awal 2023 menuai tanda tanya. Pasalnya, meski dalam dokumen resmi harga lelang tercatat Rp695 juta, pemenang lelang justru mengaku menghabiskan dana hingga Rp1,3 miliar.
Doni, pemilik agunan yang dilelang, membenarkan bahwa dirinya memang memiliki tunggakan pinjaman di BRI. Namun, ia bersama keluarga sudah berupaya melunasi pinjaman tersebut sebelum lelang digelar.
“Mama dan kakak saya sudah menemui pihak BRI untuk melunasi utang. Tapi pihak bank menolak, malah menyuruh ikut lelang, padahal saat itu lelang baru sebatas rencana,” ungkap Doni.
Fakta mengejutkan terungkap dalam sidang mediasi. Pemenang lelang, Yuniar, di hadapan para saksi menyebut telah mengeluarkan Rp1,3 miliar demi memperoleh aset tersebut. Pernyataan ini turut diamini oleh Ade, saksi dari pihak pemenang lelang yang hadir dalam mediasi. Padahal, berdasarkan dokumen resmi, harga lelang hanya tercatat Rp695.700.000.
Kecurigaan publik semakin kuat setelah informasi tambahan disampaikan oleh Aldi, Ketua LSM Semut Merah. Ia mengungkapkan bahwa proses lelang diduga tidak dilakukan oleh Balai Lelang Jambi sebagaimana prosedurnya.
“Pihak Balai Lelang Jambi mengaku tidak pernah melaksanakan lelang itu. Mereka hanya disodorkan berkas oleh BRI Cabang Sungai Penuh untuk ditandatangani. Itu pengakuan langsung dari pihak balai lelang saat kami mendatangi kantor mereka,” jelas Aldi.
Sementara itu, Kepala Bagian Lelang BRI Cabang Sungai Penuh, Indra Bekti, saat dikonfirmasi Warta Satu tidak memberikan keterangan lebih lanjut. “Melalui surat ke kantor saja ya, sebab saya tidak berwenang dalam hal ini. Terima kasih,” ujarnya singkat.
Hingga kini, publik masih menantikan penjelasan resmi dari pihak BRI terkait perbedaan mencolok antara harga lelang resmi dan pengakuan biaya yang dikeluarkan pemenang lelang.
Sumber: Warta Satu
