Jepara Jateng-kompas86.com
Sebuah kontroversi muncul di pulau Karimunjawa, Jawa Tengah, setelah sekelompok orang dikabarkan melakukan pengumpulan koin dengan dalih membantu masyarakat terdampak limbah tambak. Namun, kabar yang beredar menyebut bahwa aksi ini sebenarnya hanya untuk mencari simpati belaka, dan beberapa warga lokal juga telah mengungkapkan ketidaksetujuan mereka terhadap tindakan tersebut.
Berawal dari informasi yang menyebar melalui media sosial, kelompok orang yang mengklaim bahwa mereka mengumpulkan koin untuk membantu masyarakat nelayan yang terdampak oleh limbah tambak yang telah mencemari lingkungan di Karimunjawa. Melalui beberapa media Mereka mengaku berusaha menggalang dana untuk membantu warga yang terkena dampak negatif dari kegiatan tambak di pulau tersebut.
Namun, aksi ini menimbulkan kecurigaan dan kontroversi di kalangan masyarakat sekitar. Banyak yang meragukan niat sebenarnya dari para pengumpul koin ini. Beberapa masyarakat menduga bahwa mereka hanya mencari simpati dan dukungan, dan dana yang terkumpul mungkin tidak akan digunakan secara tepat dan transparan untuk membantu masyarakat yang benar-benar membutuhkan.
Beberapa masyarakat Karimunjawa juga telah mengungkapkan rasa keberatannya terhadap aksi ini. Mereka merasa bahwa dalih “membantu masyarakat terdampak” hanya merupakan kambing hitam untuk mencari simpati belaka dan tujuan tersembunyi lainnya, ungkap salah satu Warga yang tidak mau disebutkan namanya. Kritik terhadap kelompok tersebut semakin meningkat ketika tidak ada transparansi mengenai bagaimana koin-koin yang terkumpul akan digunakan atau disalurkan.
Salah satu ketua kelompok nelayan Suminto mengatakan bahwa tidak setuju adanya pengumpulan koin tersebut, karena menurut Suminto kegiatan tersebut seolah merendahkan masyarakat nelayan, dan sebenarnya kami para nelayan baik-baik saja, bahkan ia mengatakan kalau kegunaan untuk membantu seseorang yang sedang tersandung masalah hukum, itu adalah masalah pribadi, jelas Suminto.
Sementara itu, Kepala Desa Karimunjawa, Arif Setiawan saat dikonfirmasi awak media mengatakan bahwa, pihaknya tidak mengetahui terkait dengan kegiatan pengumpulan koin tersebut karena tidak ada pemberitahuan ke desa. Hal senada juga disampaikan Kepala Desa Kemujan, bahwa pihak Desa Kemujan juga tidak ada pemberitahuan atau meminta ijin terkait kegiatan tersebut.
Kontroversi ini menjadi peringatan bagi masyarakat agar selalu berhati-hati dan kritis terhadap kegiatan dengan dalih kemanusian yang belum terverifikasi atau tidak didukung oleh otoritas yang berwenang. Dukungan dan bantuan yang tepat dan transparan sangat penting untuk membantu masyarakat.
(Rud)