Bima NTB.kompas86.com.Hutan Pegunungan Bima – Dompu Gundul Jadi Penyebab Banjir Bandang di Mana Mana yang terjadi banjir bandang di Desa ngembe, Kecamatan Bolo, Minggu (22/12/2024) siang.
“Dengan kondisi pegunungan yang gundul, tentunya curah hujan tinggi menyebabkan banjir bandang karena airnya tidak terserap ke tanah, melainkan langsung turun ke aliran sungai setempat,”Monitor langsung awak media kompas86.com Minggu (22/12/2024).
Ia mengungkapkan banjir bandang yang di Desa Ngembe Kecamatan Bolo tepatnya Dusun Jala terjadi pada Minggu (22/12/2024) pukul 18.30 WIB hingga pukul 19.30 WIB. Saat kejadian, kata dia, perkampungan di desa setempat tergenang air hingga 40 sentimeter (cm). Di antaranya yang terdampak di Wilayah Dusun Jala,serta membawa material lumpur antara 5-10 cm ketebalannya.
“Sungai setempat juga tidak mampu lagi menampung debit air kiriman dari kawasan pegunungan, Kondisi ini diperparah dengan sedimentasi lumpur yang menyumbat jembatan dusun jala mengakibatkan air limpas ke jalan dan rumah warga,” ujarnya.
Akibat kejadian tersebut karena Pemerintah Dompu Bima Membiarkan Gundul Hutan, sementara pemerintah Bima – Dompu setelah mendapatkan laporan kejadian penggundulan hutan namun tak pernah melarang dan menghimbau pada masyarakat kabupaten Bima Dompu,AGAR tidak mengadakan babat hutan sehingga tidak terjadi banjir tersebut.
Sehingga sekarang awak media monitor langsung kejadian banjir pada wilayah Dusun Jala Desa Ngembe Kecamatan Bolo dan merugikan beberapa rumah Warga dari luapan sungai tersebut.
“Tentunya harus ada upaya mengurangi dampak gundulnya hutan yang ada di Pegunungan Bima karena berbagai faktor,” ujarnya.
Di antaranya, karena alih fungsi lahan hutan, penambangan galian C, budidaya jagung atau tanaman semusim tanpa diimbangi dengan tanaman keras atau pohon. Selain itu, kata dia, kurang maksimalnya fungsi terasering yang tugasnya mengurangi laju ero sivitas dan laju air permukaan, serta kurangnya tutupan vegetasi khususnya tanaman keras.
Menurut dia tindakan yang harus dilakukan, yakni merubah pola budidaya dari tanaman semusim yang dominan, menjadi tanaman keras produktif yang dominan, melakukan reboisasi dengan memanfaatkan tanaman produktif non-kayu, menerapkan budidaya wanatani agroforestri, melakukan recovery daerah pertambangan dengan menanami berbagai jenis pohon yang produktif non-kayu, serta membuat embung atau tampungan air di bekas penambangan.
Red