Harga Walet Anjlok, Anggota Komisi I DPRD Kukar Minta Petani Walet Diharapkan Masuk RPJMD Kukar

banner 468x60

Kutai kartanegara (kalimantan timur) kompas86.com

Penurunan drastis harga sarang burung walet dalam tiga tahun terakhir mengundang perhatian serius dari Anggota Komisi I DPRD Kabupaten Kutai Kartanegara Erwin Dalam pembahasan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kukar 2025-2029, Erwin menegaskan perlunya keberpihakan terhadap petani walet yang selama ini belum tersentuh program pembangunan.

Ia juga menyampaikan bahwa visi besar pemerintah untuk menjadikan Kukar sebagai pusat pangan, pariwisata, dan industri hijau yang sejahtera dan berkelanjutan, tidak akan tercapai bila masih ada kelompok masyarakat yang luput dari perhatian. Salah satunya adalah para petani walet yang tersebar di berbagai kecamatan, terutama di daerah pemilihannya, Dapil 6.

“Dulu harga walet bisa tembus Rp12 sampai Rp13 juta per kilogram. Sekarang, yang kualitas bagus saja paling tinggi Rp3 juta. Kalau kualitasnya sedang atau rendah, hancur harganya,” ujarnya dalam rapat di DPRD Kabupaten Kutai Kartanegara.

Ia menyebutkan, selama ini komoditas walet cukup membantu menopang ekonomi masyarakat. Namun saat ini, daya dukung itu mulai melemah akibat anjloknya harga pasar. Kondisi ini berdampak langsung pada kesejahteraan warga, terlebih mereka yang menggantungkan hidup dari hasil panen walet.

Erwin menilai pemerintah perlu hadir dan memberikan solusi konkret, bukan hanya untuk menjawab penurunan harga, tetapi juga memberi perlindungan dan stimulan agar sektor ini tetap hidup. Ia menyoroti minimnya program yang secara khusus menyasar petani walet dalam perencanaan pembangunan.

Menurutnya, para pelaku usaha walet merupakan bagian dari perekonomian lokal yang potensial, meskipun belum memberikan kontribusi langsung terhadap pendapatan asli daerah. Justru karena sifatnya mandiri, dukungan dari pemerintah daerah menjadi penting agar usaha mereka bisa berkelanjutan.

“Ekonomi Kukar sempat ditopang oleh sektor ini. Tapi kalau sekarang kondisinya melemah dan tidak ada program yang menyentuh, tentu ini akan berdampak jangka panjang,” katanya.

Erwin berharap RPJMD 2025–2029 tidak hanya menonjolkan sektor strategis skala besar, melainkan juga memberi ruang untuk pengembangan ekonomi rakyat. Menurutnya, kesejahteraan tidak bisa dicapai tanpa menyentuh langsung kebutuhan dasar masyarakat.

Terakhir politisi asal Fraksi Golkar ini juga mendorong agar penyusunan RPJMD melibatkan masukan dari berbagai wilayah dan sektor, terutama yang selama ini belum tersentuh.Dengan begitu, hasil pembangunan benar-benar bisa dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat.

“Kalau kita ingin visi sejahtera itu terwujud, maka program-program yang menyentuh petani walet harus bisa dimasukkan. Minimal jadi stimulan agar mereka tetap bisa bertahan dan berkembang,” tutupnya.

Jurnalis Zend Very

Pos terkait