Saumlaki (Tanimbar) KOMPAS86.com
Dalam rangka memperingati hari pelayanan laki-laki Gereja Protestan Maluku (GPM) ke 37, panitia menyelenggarakan diskusi publik dengan menghadirkan narasumber dari Provinsi Maluku diantaranya Prof.DR. John Ruhulesin MSi mantan ketua sinode dan guru besar UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA MALUKU (UKIM) dan Benhur.G.Watubun ST, Ketua DPRD Provinsi Maluku dengan dipandu oleh Pdt. M.Lawalata M.Th sebagai moderator yang berlangsung di gedung kesenian Saumlaki dengan membawah tema ” Demokrasi Politik Dari Sudut Pandang Iman Kristen, Sabtu (23/9).
Sementara itu Pdt. M. Lawalata M.Th kepada media ini menjelaskan, gelar diskusi publik sekaligus untuk memperingati semarak HUT ke 37 laki- laki GPM sekaligus menjaga kemitraan bahkan memperkuat kemitraan antara kaum laki-laki dan perempuan GPM dalam menghadapai demokrasi politik dalam sudut pandang iman kekristenan yang solid. Kegiatan di sore ini kita akan melakukan diskusi publik berhubungan dengan demokrasi dan politik dari sudat pandang iman kristen.
“Memang disadari pada sebuah kesadaran bahwa kita sedang mengalami pergeseran nilai dari sisi pemahaman tentang politik dimana orang lalu memandang politik itu sebagai sesuatu yang kotor apalagi menjelang perhelatan politik 2024 nanti. Karena itu diskusi publik ini akan memberikan pandangan prespektif serta kecerdasan tentang politikitu sendiri, untuk itulah kita mengundang prof Ruhulesin untuk memberikan pendasaran-pendasaran secara politik sehingga orang dapat bertingkah sebagai politisi Kristen yang baik,” ungkap Lawalata.
Dikatakan, politik itu seyogyanya harus menjadi dasar untuk melayani bahkan dengan momentum politik itu demokrasi dapat tercipta. Karena itu, sasaranya adalah untuk memperkuat basis kekristenan karena politik itu juga adalah ruang dimana kekristenan itu bertumbuh, selain itu politik berarti polis artinya menata kota untuk kesejahteraan yang juga merupakan bagian dari iman yang tidak dapat dipisahkan.
Lanjut Lawalata, kepada para politisi – politisi kristiani diharapkan agar nilai-nilai kekritenan itu dapat mewarnai prilaku politik dan punya pandangan iman Kristen. Karena itu paket diskusi ini dengan menghadirkan dua narasumber ini, diharapkan dengan diskusi ini bisa menolong warga gereja khususnya sebagai umat protestan bisa mewarnai dinamika politik didaerah Tanimbar ini dengan baik.
Untuk itu diharapkan dari kegiatan ini, demokrasi itu hidup dan dapat mencitakan kesejahteraan yang menjadi harapan rakyat dan gereja. Muda-mudahan dengan momen politik ini bisa menolong warga gereja dan para politisi-politisi Kristen yang akan menjadi bagian dari konstalasi politik akan diisi dengan gagasan dan prilaku mereka sehingga dapat merubah pendidikan politik di Tanimbar ini demi menciptakan suasana yang efesien dan berguna bagi gereja bangsa dan negara ini,” harapnya.
# Mas Agus #