Kupang / Provinsi Nusa Tenggara Timur
Kompas86.com – Kasus kekerasan terhadap majikan Intan Asal Sumba, Provinsi Nusa Tenggara Timur, membuat kaget para pengguna media sosial/medsos.
Padahal harapan untuk memperbaiki ekonomi keluarga justru berubah menjadi mimpi buruk bagi Intan, seorang Asisten Rumah Tangga (ART) asal Loli Atas Bondo Maroto, Sumba Barat Provinsi Nusa Tenggara Timur. Selama hampir satu tahun bekerja di rumah seorang majikan bernama Roslina, di kawasan elit Bukit Golf Residence, Sukajadi, Batam, Intan diduga menjadi korban kekerasan fisik dan verbal yang kejam, yang viral di medsos saat ini.
Tragedi kemanusiaan ini akhirnya terbongkar setelah Intan, dalam kondisi terisolasi tanpa akses ke dunia luar, berhasil meminjam ponsel tetangga dan mengirimkan pesan minta tolong kepada keluarganya di Batam. Pesan itu menggetarkan siapa pun yang membacanya.
Itulah isi pesan pendek yang diterima Anggraini, kakak korban, yang sontak membuat keluarga dan komunitas Flobamora Batam bergerak cepat. Pada Minggu, 22 Juni 2025, mereka mendatangi rumah majikan Intan.
Namun, situasi tidak mudah. Saat tiba di lokasi, rumah dalam keadaan terkunci dan penghuni enggan membuka pintu. Merasa ada hal yang tidak beres, keluarga bersama warga Flobamora memaksa masuk. Dan benar saja—mereka menemukan Intan dalam kondisi mengenaskan di dalam kamar. Wajah lebam, tubuh penuh memar, dan psikis terguncang berat.
Kami tidak bisa menahan tangis. Adik saya seperti bukan manusia lagi. Wajahnya rusak, tubuhnya penuh luka. Dia bahkan sempat dipukul di bagian sensitif tubuhnya, dihina dengan kata-kata binatang,” ujar Anggraini sambil menangis.
Menurut keterangan keluarga, Intan kerap dipukul hanya karena dianggap kurang bersih saat menyapu atau mengepel. Tak hanya itu, selama bekerja ia juga dilarang memegang HP, dilarang keluar rumah, dan bahkan dipanggil dengan kata-kata keji. seperti Lebih menyayat hati, semua itu terjadi dalam diam, selama hampir setahun. Dunia luar tidak tahu, dan korban hanya bisa menangis dalam sunyi.
Setelah diselamatkan, Intan langsung dilarikan ke RS Elisabeth Batam Kota. Hasil pemeriksaan medis menunjukkan banyak luka memar dan dugaan cedera dalam, yang kini masih terus dipantau oleh tim dokter. Korban juga mengalami trauma berat dan harus menjalani perawatan psikologis.
Kasus ini kini ditangani langsung oleh Satreskrim Polresta Barelang. Majikan perempuan bernama Roslina sudah diperiksa secara intensif, sementara suaminya dilaporkan sempat kabur saat upaya penyelamatan berlangsung.
” Kami sedang mendalami kasus ini. Korban sudah divisum, dan beberapa saksi telah kami periksa. Proses hukum akan kami tegakkan sesuai aturan,” kata Kasat Reskrim AKP Debby Tri Andrestian saat dikonfirmasi, dikutip dari Batam news.
Tragedi yang dialami Intan menyadarkan banyak pihak bahwa perlindungan terhadap pekerja rumah tangga masih sangat lemah, terutama bagi mereka yang berasal dari daerah terpencil dan bekerja di lingkungan tertutup seperti perumahan elit.
” Intan datang untuk bekerja, bukan untuk disiksa seperti hewan. Satu-satunya yang bisa menyembuhkan lukanya adalah keadilan,” tegas Anggraini.
Kini, publik berharap proses hukum berjalan transparan dan pelaku kekerasan terhadap Intan mendapat hukuman setimpal. Sementara itu, masyarakat luas diajak untuk lebih peka dan berani bertindak jika menemukan kasus serupa.
Jurnalis : Tarsi Abi86
Editor: Redaki| Kompas86.com