DIALOG TERBUKA FORUM KERJASAMA PONDOK PESANTREN (FKSPP) LOMBOK BARAT MENGUPAS KESEHATAN DAN KEKERASAN DI DUNIA PENDIDIKAN PONDOK PESANTREN

banner 468x60

Lombok Barat.NTB.kompas86.com-Pondok Pesantren Addinul Qayyim, Kapek, Gunung Sari Suasana Penuh Motivasi dan Kolaborasi Pondok Pesantren Addinul Qayyim menjadi saksi dialog terbuka yang dihadiri oleh berbagai elemen pendidikan dan kesehatan. Forum Kerjasama Pondok Pesantren (FKSPP) Lombok Barat menyatukan gagasan dan solusi terkait tantangan kesehatan dan kekerasan di dunia pesantren. Acara ini dibuka secara resmi oleh Asisten III, Suparlan, S.Sos., yang membacakan sambutan Pj. Bupati Lombok Barat. Dalam sambutannya, beliau menegaskan pentingnya menjadikan kesehatan santri sebagai prioritas utama dan mengapresiasi kontribusi seluruh Tuan Guru dalam mendidik generasi bangsa.

Diskusi Dinamis Mengupas Tantangan dan Solusi Kadis Kesehatan Menekankan bahwa konsep kesehatan mencakup fisik, mental, dan sosial, serta membutuhkan sinergi semua pihak. Beliau mencontohkan kebersihan di pusat perbelanjaan Epicentrum sebagai referensi dalam menjaga lingkungan pondok. Kebersihan kamar, tempat tidur, dan fasilitas umum pesantren harus menjadi perhatian bersama.

Kadis Pendidikan Menggarisbawahi pentingnya mengatasi dikotomi antara Dikbud dan Kemenag. Beliau juga mendorong lomba kesehatan UKS tingkat pesantren dan menegaskan pentingnya keberadaan tim pencegahan kekerasan di lingkungan pendidikan. Namun, beliau menegaskan bahwa gerakan anti-kekerasan memerlukan kerja sama seluruh elemen untuk mencapai hasil maksimal.

Interaktif Aspirasi Tuan Guru dan Solusi Praktis TGH. Ibrahim Salim Mengangkat tantangan terkait sanitasi dan kebersihan. Menyoroti perbedaan kondisi pesantren dengan tempat umum, di mana santri tinggal 24 jam, bukan sekadar singgah.

TGH. Munawir dan TGH. Abdul Aziz Meminta dukungan langsung dari Dinas Kesehatan terkait anggaran dan pengelolaan kesehatan di pondok, terutama bagi pesantren baru yang kekurangan dana. TGH. Khalilurrahman Mengusulkan pembentukan tim khusus sanitasi dan gizi di pesantren serta meminta perhatian pada distribusi surat edaran lomba yang sering terlambat.

Respons Pemerintah dan Langkah Konkret Akan menurunkan tim ke pesantren-pesantren yang membutuhkan. Mendorong kerja sama antara pesantren dan puskesmas setempat. Memberikan pelatihan sanitasi kepada pengelola pesantren. Menyatakan dukungan untuk deklarasi anti-kekerasan di setiap upacara bendera. Mengakui pentingnya kolaborasi dengan Kemenag untuk mendukung kunjungan ke pesantren. Semua tantangan harus diatasi dengan aksi nyata dan sinergi antarinstansi. Pertemuan lanjutan akan digelar pada Desember 2024 untuk membahas perkembangan solusi yang telah diimplementasikan.

Pertemuan yang ditutup pukul 12.00 ini meninggalkan pesan kuat kesehatan dan keamanan santri bukan sekadar tanggung jawab pondok pesantren,7 melainkan misi bersama untuk menciptakan generasi muda yang sehat, berakhlak, dan berdaya saing.tutupnya.

Bang Thomas.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *