Bangka Belitung, Kompas86.com
Menjelang pemilihan wali kota dan wakil wali kota pada November 2024, gerakan relawan Kotak Kosong di Kota Pangkalpinang semakin gencar melakukan sosialisasi. Sabtu malam, 15 September 2024, ratusan relawan dari berbagai kelurahan berkumpul di kediaman salah satu relawan, Yadi, di Kacang Pedang, untuk rapat koordinasi. Pertemuan tersebut dihadiri sejumlah tokoh penting dalam gerakan ini, seperti Ismiryadi alias Dodot, Ely Rebuin, Sarpin, serta para koordinator relawan lainnya, termasuk Eka Mulya, Tomy Permana, Guru Natsir, Muhamad Zen, Justin Dede, dan Sukma Wijaya.
Dalam sambutannya, Eka Mulya, yang bertindak sebagai koordinator utama, menyatakan bahwa gerakan Kotak Kosong tumbuh sebagai respons terhadap minimnya pilihan kandidat dalam pemilihan wali kota dan wakil wali kota Pangkalpinang. Menurutnya, demokrasi yang sehat seharusnya memberikan ruang bagi masyarakat untuk memilih dari berbagai calon dengan visi dan misi yang berbeda.
“Ketika hanya ada satu pasangan calon yang diusung, ruang untuk debat publik menjadi sempit, dan masyarakat kehilangan kesempatan untuk membandingkan program-program yang ditawarkan,” tegas Eka.
Sementara itu, Ismiryadi atau yang akrab disapa Dodot, menjelaskan bahwa gerakan ini lahir dari kekhawatiran akan terjadinya “pembegalan demokrasi” oleh elite politik yang hanya mementingkan kekuasaan. Menurut Dodot, gerakan Kotak Kosong bukan sekadar simbol penolakan, tetapi sebuah langkah nyata untuk mengingatkan bahwa setiap suara rakyat itu berarti.
“Sejarah akan mencatat bahwa Kotak Kosong adalah suara perlawanan masyarakat terhadap sistem politik yang dikuasai oleh para pialang kekuasaan,” ujarnya dengan tegas.
Selain itu, Sarpin yang juga hadir dalam pertemuan tersebut mengajak seluruh relawan untuk terus berjuang demi kemenangan Kotak Kosong dalam Pilkada mendatang.
“Kita harus berani memulai langkah ini. Ini bukan sekadar pilihan alternatif, tapi sebuah harapan untuk masa depan Pangkalpinang yang lebih baik,” kata Sarpin penuh semangat.
Dalam rapat tersebut, Tomy Permana selaku koordinator relawan Pemuda Pangkalpinang Bersuara melaporkan bahwa pihaknya telah melakukan berbagai persiapan untuk sosialisasi lebih luas. Salah satunya adalah dengan membentuk beberapa kampung Kotak Kosong di berbagai wilayah.
“Kami juga telah mencetak ratusan spanduk dan baliho untuk dipasang di berbagai sudut kota,” tambahnya.
Sementara itu, Justin Dede, koordinator relawan Baju Koko, mengumumkan bahwa pada 17 September 2024, yang bertepatan dengan Hari Ulang Tahun Kota Pangkalpinang ke-267, relawan Kotak Kosong akan meresmikan Rumah Aspirasi Kotak Kosong di ruko yang berlokasi di Jalan Jenderal Sudirman, tepat di sebelah Tugu Kerito Surong.
Peresmian ini, menurutnya, akan diadakan dengan acara potong tumpeng sebagai bentuk syukur. “Ini akan menjadi pusat aktivitas kita, tempat masyarakat bisa datang, berdiskusi, dan menyampaikan aspirasi mereka,” ungkap Justin.
Sukma Wijaya, koordinator simpul Barisan Perjuangan Kotak Kosong (BOTAK), juga menyerukan kepada seluruh relawan untuk hadir dalam peresmian Rumah Aspirasi tersebut.
“Ajak keluarga, tetangga, dan teman-teman kalian. Kita harus menunjukkan bahwa Kotak Kosong bukanlah gerakan kecil, tapi gerakan masyarakat yang serius,” katanya.
Semangat para relawan terlihat semakin membara seiring dengan semakin dekatnya hari peresmian Rumah Aspirasi tersebut. Bagi mereka, Kotak Kosong bukan hanya sekadar pilihan, tetapi simbol dari harapan dan perlawanan terhadap sistem politik yang dirasa sudah tidak lagi mengakomodasi kepentingan masyarakat.
Mereka yakin bahwa dengan semakin gencarnya sosialisasi, dukungan masyarakat terhadap Kotak Kosong akan terus bertambah dan pada akhirnya bisa meraih kemenangan pada pemilihan mendatang.
Dengan rencana peresmian Rumah Aspirasi Kotak Kosong yang berdekatan dengan simbol kota, Tugu Kerito Surong, relawan berharap tempat ini bisa menjadi pusat gerakan untuk mendukung perubahan politik di Kota Pangkalpinang.
Sebagai pusat kegiatan, Rumah Aspirasi ini akan menjadi tempat berkumpulnya para pendukung Kotak Kosong, tempat di mana ide dan gagasan untuk membangun Pangkalpinang yang lebih baik bisa disuarakan.
Acara peresmian ini diharapkan menjadi momentum penting untuk memperkuat dukungan masyarakat, terutama di kalangan mereka yang merasa kecewa dengan sistem politik saat ini. Para relawan percaya bahwa suara Kotak Kosong bukanlah suara yang sia-sia, melainkan sebuah pesan kuat kepada para penguasa bahwa masyarakat berhak memiliki lebih dari satu pilihan. (M Zen / MB)