Kompas86.com
Surabaya |Jatim | Yayasan Kajian Ekologi dan Konservasi Lahan Basah atau Ecological Observation and Wetlands Conservation (Ecoton) bersama 30 akademisi dari mancanegara yang tergabung dalam River Cities Network dan perwakilan dari International Institute for Asian Studies melakukan kegiatan Susur Sungai Brantas.
Kegiatan ini dilakukan untuk mempelajari pencemaran sungai, sekaligus mengenalkan peran Ecoton dalam penyelamatan sungai dan menunjukkan secara langsung fakta dan kondisi sungai yang semakin kritis.
Melalui pers rilis Ecoton kepada Jatim Newsroom, Senin (5/8/2024), Direktur Eksekutif Ecoton, Daru Setyorini menyampaikan, aktivitas ini merupakan wujud konsistensi dalam melakukan berbagai kegiatan konservasi dan advokasi lingkungan, dengan cara melibatkan masyarakat sebagai agen pemerhati sungai.
Di Sungai Brantas kami menginisiasi AKSI BRANTAS berbasis citizen science dalam upaya konservasi sungai,” ungkap Daru.
Lebih lanjut, Daru menerangkan, dalam kegiatan ini peserta dikejutkan dengan sampah plastik yang terjerat di pohon dan tumpukan sampah di bantaran sungai. Bahkan banyak masyarakat yang masih membakar sampah di bantaran sungai.
“Fakta ini menggambarkan tingkat pencemaran sampah plastik yang mengkhawatirkan dan mengancam ekosistem sungai. Dalam kegiatan tersebut, peserta diajak untuk mengecek kualitas air sungai dan membandingkannya dengan daerah yang dekat dengan industri,” terangnya.
Hasil pengujian, Daru meungkapkan, kualitas air di daerah yang dekat dengan kawasan industri jauh lebih buruk dengan kadar polutan yang lebih tinggi pada parameter Amoniak. “Peserta kegiatan juga melakukan pengujian mikroplastik di sungai, yang hasilnya menunjukkan positif terkontaminasi mikroplastik yang berjenis fiber, fragmen, filamen, di perairan Sungai Brantas,” ungkap Daru.
Sementara itu, Divisi Edukasi Ecoton, Alaika Rahmatullah mengatakan, kontaminasi mikroplastik yang semakin nyata dapat mengancam kesehatan manusia. “Dari mikroplastik yang ditemukan semuanya berasal dari plastik sekali pakai seperti kresek, botol plastik, sedotan, dan sachet,” kata Alaika.
Sebagai bagian dari solusi, diketahui peserta juga diajak untuk mengadopsi gaya hidup zero waste dengan berhenti menggunakan plastik sekali pakai. Para peserta juga didorong supaya mengajak masyarakat luas untuk terlibat dalam upaya konservasi sungai, melalui edukasi dan partisipasi aktif dalam kegiatan penyelamatan ekosistem seperti gerakan penghijauan bantaran sungai serta program-program lingkungan lainnya.
Di sisi lain, Koordinator River Cities Network, Paul Rabe menuturkan, melalui kolaborasi internasional ini, pihaknya berharap semoga dapat menemukan solusi yang lebih efektif dalam mengatasi pencemaran sungai.
“Sekaligus semoga dapat mempromosikan konservasi lingkungan yang berkelanjutan,”tambah Paul.
Dengan demikian, kegiatan Susur Sungai Brantas ini diharapkan tidak hanya menjadi ajang pembelajaran bagi para akademisi internasional, tetapi juga menegaskan kembali pentingnya peran serta masyarakat dalam menjaga kelestarian sungai. Pihak Ecoton berharap kegiatan ini dapat menjadi inspirasi bagi banyak pihak untuk lebih peduli terhadap lingkungan dan terlibat aktif dalam upaya pelestarian sungai. (YL)