Kompas86.com// Jabar//
SUMEDANG – Proyek rekonstruksi jalan Cijeungjing – Lebaksiuh, segmen Cipicung – Cintajaya, yang mulai dikerjakan sejak Jumat (12/9/2025) kini menuai kritik tajam. Temuan di lapangan mengungkap minimnya transparansi dan lemahnya pengawasan, sehingga menimbulkan kekhawatiran publik terhadap potensi pengurangan spesifikasi teknis pekerjaan yang dapat merugikan keuangan negara.
Pantauan kompas86.com hingga Sabtu (04/10/2025) menunjukkan tidak ada papan informasi proyek di sepanjang lokasi. Padahal, aturan mewajibkan setiap proyek konstruksi mencantumkan nilai kontrak, sumber anggaran, volume pekerjaan, dan jangka waktu pelaksanaan.
Selain itu, tidak terlihat pengawas lapangan dari Dinas PUTR Sumedang maupun konsultan pengawas, yang seharusnya hadir untuk menjamin kualitas pekerjaan.
Sorotan Generasi Anti Korupsi
Ketua Umum Gerakan Ekonomi Rakyat Anti Korupsi (Generasi), Web Askin, menyoroti lemahnya pengawasan yang membuka celah dugaan penurunan kualitas material.
“Gelar bescos LPB (Lapisan Pondasi Bawah) dan LPA (Lapisan Pondasi Atas) memang sudah dilakukan, tetapi kami menduga material yang digunakan tidak sesuai dengan spesifikasi standar. Hal ini berpotensi merugikan keuangan negara,” ungkapnya.
Menanggapi laporan masyarakat, Kabid Bina Marga PUTR Kabupaten Sumedang, Deni Safarat, mengaku telah mengetahui persoalan tersebut.
Melalui percakapan via WhatsApp, Deni menyampaikan:
“Nanti akan saya tegur. Saat ini memang lagi kesulitan bahan baku.”
Pernyataan ini menimbulkan pertanyaan publik tentang langkah konkret pemerintah daerah untuk memastikan kualitas pekerjaan sesuai kontrak.
Masyarakat mendesak agar Dinas PUTR Sumedang segera melakukan audit teknis dan evaluasi menyeluruh. Mereka menuntut transparansi terkait nilai kontrak, spesifikasi material, dan pihak kontraktor untuk mencegah potensi kerugian negara.
Hingga berita ini diterbitkan, pihak kontraktor pelaksana belum memberikan tanggapan resmi.
Tito kucir