KOMPAS86.COM | KARAWANG, Menjelang akhir masa jabatan Presiden Jokowi, berbagai tantangan dan permasalahan masih menghiasi lanskap politik dan ekonomi Indonesia.
Fajar Try Suari Faturachman, Ketua Badan Pimpinan Ikatan Senat Mahasiswa Ekonomi Indonesia (ISMEI) yang membawahi wilayah Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, DIY, dan Jawa Tengah, mengungkapkan sejumlah kekurangan selama kepemimpinan Presiden Jokowi dalam 10 tahun terakhir. Salah satu isu utama yang ia soroti adalah masih maraknya praktik korupsi di berbagai tingkatan pemerintahan. Selain itu, utang negara yang diprediksi menembus angka lebih dari Rp 8.000 triliun pada tahun 2024 menjadi perhatian serius, yang menurutnya dipengaruhi oleh berbagai faktor internal dan eksternal.
“Dengan adanya konflik di negara-negara Timur yang berdampak signifikan terhadap perekonomian Indonesia, kami sebagai mahasiswa ekonomi terus mengkaji masalah ini. Jika tidak segera diatasi, Indonesia tidak lagi akan dikenal sebagai negara yang penuh potensi, melainkan negara yang dipenuhi kekhawatiran karena pemerintahnya gagal menyelesaikan masalah-masalah mendasar,” ujar Fajar.
Lebih lanjut, Fajar menyampaikan bahwa ISMEI saat ini sedang melakukan konsolidasi bersama Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Ekonomi seluruh Indonesia untuk mengevaluasi kinerja Presiden Jokowi selama dua periode kepemimpinannya. Ia menegaskan bahwa presiden terpilih harus mampu belajar dari kekurangan tersebut dan melakukan pembaruan yang berpihak pada rakyat.
“Jika tidak ada perubahan yang nyata, ISMEI akan berada di garda terdepan dalam memperjuangkan kepentingan rakyat,” tegasnya.
ISMEI, menurut Fajar, akan terus fokus mengawal isu-isu ekonomi di Indonesia, baik di tingkat nasional maupun daerah. Ia juga berharap presiden terpilih nantinya tidak takut menghadapi kritik. “Kritik adalah bagian dari proses pembangunan yang sehat,” tutupnya.
Red