TOBA (SUMUT) KOMPAS86.com__,Senin 17 Juli 2023.
Ditengah banyaknya bantuan dari pemerintah, ada PKH, KIS, KESRA bahkan bantuan langsung tunai, seorang Janda Sakit Sakitan Beranak Tiga justru hidup sangat memprihatinkan tanpa uluran tangan pemerintah.
Janda tersebut tinggal dirumah reot berdinding tepas bambu.
Ditengah banyaknya bantuan sosial dan bangunan bedah rumah yang di programkan pemerintah RI masih banyak warga yang tidak menikmatinya bahkan banyak yang tidak tepat sasaran.
Hal ini dirasakan oleh Kartini Manurung (43) seorang janda warga Desa Sibaruang Kecamatan Lumbanjulu Kabupaten Toba Prop.Sumatera Utara.
Kartini Manurung saat ini sudah dalam kondisi fisik sakit sakitan semenjak ditinggal mati oleh suaminya.dia hidup dan tinggal bersama 3 orang anaknya yang saat ini ke Tiganya masih sekolah walaupun dalam keadaan hidup susah dan pas pasan.
Ke Tiga anak Kartini Manurung semua laki laki, yang paling besar bersekolah di SMA, anak ke dua Hotlan Sitorus Kelas 1 SMP Lumbanjulu dan anak ke Tiga Paulus Sitorus duduk dibangku kelas 4 SD Pulopulo Sibaruang.
Edison Simanungkalit pengurus LAN (Lembaga Anti Narkoba) Kabupaten Toba dalam penuturannya kepada MGT Sabtu, (15/07/2023) sesuai pengakuan Kartini Manurung disebutkan, dari semenjak suaminya meninggal Dunia hingga tahun 2022 keluarganya tidak pernah menerima BLT (Bantuan Langsung Tunai).baru menerima hanya 1 kali pada bulan Mei 2023 lalu, selanjutnya tidak ada lagi.
Kehidupan Kartini Manurung bersama Tiga orang anaknya saat ini sungguh sangat memprihatinkan.dimana Kartini bersama anak anaknya harus tinggal didalam sebuah rumah yang sudah sangat reyot dan benar benar tidak layak huni lagi dilihat dari kondisi fisik bangunan rumah.
Saat ini kondisi rumah yang ditempati Kartini Manurung bersama ke Tiga anaknya beratapkan seng yang sudah lapuk dan karatan bahkan sebahagia atap sengnys ada yang sudah bocor.sedangkan dinding depan rumah terbuat dari papan yang sudah kering, tua dan lapuk.untuk dinding Kanan dan Kiri hingga belakang bangunan rumah yang mereka tempati terbuat dari tepas bambu yang sudah kering serta lapuk dan bahkan nampak hampir rubuh.
Kondis dinding dumah kalau di lihat dari luar tembus kedalam demikian juga dilihat dari dalam tembus keluar dari kedua dinding rumah demikian juga dinding belakang bahkan ternak ayam bisa masuk kedalam rumah dikala ditinggal pergi kerja kesawah atau ladang.demikian dikisahkan Kartini Manurung.
Dikeluhkan Kartini Manurung, bila dimalam hari dengan kondisi hujan dan cuaca angin deras bertiup, sudah pasti tiupan angin masuk ke dalam rumah dan dinginnya malam dipastikan semakin terasa sangat dingin karena angin malam juga masuk bertiup kedalam rumah.
Mereka hanya bisa berdiam diri dalam tidurnya masing masing dengan menahan dinginnya cuaca serta dinginnya tiupan angin malam yang masuk merambat kedalam rumah dari celah dinding tepas bambu.mereka menghadapinya dengan selimut sederhana yang mereka miliki dan berharap hari cepat pagi.
Disamping berdindingkan tepas bambu dan papan yang sudah tua dan lapuk rumah Kartini hanya berlantaikan tanah.disaat mereka tidur hanya beralaskan tikar seadanya yang sudah lama mereka miliki yang dibentangkan langsung diatas tanah.mereka bertiga tidur satu hamparan tikar dengan kelambu yang lusuh mengatasi gigitan nyamuk
Untuk menyambung hidup dan biaya sekolah anaknya, terpaksa anaknya paling besar sepulang sekolah sering menjadi buruh tenaga kerja upahan diladang warga lainnya.sedangkan Kartini dan anaknya yang kecil berupaya bekerja dilahan sawah yang mereka sewa dari orang lain serta ditanah yang ditinggalkan suaminya dijadikan kebun ubi dan beberapa tanaman muda lainnya untuk menambah kebutuhan hidup keluarga sehari hari.
Dalam keluhannya Kartini sangat berharap dan bermohon kiranya ada seseorang yang berbaik budi bisa membantu meringankan beban keluarganya dan sangat berharap rumahnya bisa direhap untuk menjadi rumah layak huni.dengan harapan supaya anak anaknya terhindar dari cuaca dingin berikut dinginnya tiupan udara malam ditambah kondisinya saat ini yang sudah sakit sakitan.
#(Z.Eaes)#