Kota Bukittinggi Pernah Menjadi Ibu Kota Negara Indonesia

banner 468x60

BUKITTINGGI, KOMPAS86.com
Bukittinggi merupakan salah satu kota di Provinsi Sumatera Barat. Dahulu kota yang identik dengan jam gadang itu ternyata pernah menjadi Ibu Kota Indonesia.
Dikutip dari situs web Kemendikbudristek, Kota Bukittinggi atau disebut Fort de Kock dijadikan sebagai ibu kota residensi Padangsche Bovenlanden (Padang Dataran Tinggi). Semasa pendudukannya, Belanda meninggalkan berbagai bangunan bersejarah.

Asal-usul Kota Bukittinggi berawal sejak kedatangan Belanda ke Sumatera Barat. Dikutip dari situs web Kemendikbudristek, Kota Bukittinggi dikuasai oleh Belanda sejak tahun 1837 setelah mengalah kaum Padri.

Kota Bukittinggi atau disebut Fort de Kock dijadikan sebagai ibu kota residensi Padangsche Bovenlanden (Padang Dataran Tinggi). Kota Bukittinggi juga menjadi tempat peristirahatan para opsir dengan wilayah jajahan bagian timur.

Semasa pendudukannya, Belanda membangun Benteng Fort De Kock. Benteng Fort De Kock digunakan sebagai kubu pertahanan Belanda dari serangan Pasukan Imam Bonjol pada tahun 1825

Berdasarkan situs web Dinas Kebudayaan Provinsi Sumatera Barat, adanya PDRI berawal ketika Belanda menyerang Ibu Kota Indonesia, Yogyakarta. Pada tanggal 19 Desember 1948, Belanda menyerang tiga kota sekaligus, yakni Yogyakarta, Bukittinggi, dan Lubuk Linggau.

Kabinet di Yogyakarta pun memutuskan untuk menyerahkan mandat kepada tokoh di luar Pulau Jawa untuk memimpin pemerintahan darurat, salah satunya Syafruddin Prawiranegara di Bukittinggi. Kabar tersebut mendorong Syafruddin dan para pemimpin di Bukittinggi untuk melakukan sesuatu demi mempertahankan Indonesia.

Mereka melaksanakan serangkaian rapat sebagai pemerintah darurat. Salah satunya, para pimpinan sipil dan militer melaksanakan rapat darurat terkait penyusunan kembali pemerintahan sipil Indonesia di Sumatera pada tanggal 21 Desember 1948.

Dua hal penting dalam rapat tersebut adalah pembekuan sementara provinsi-provinsi di Sumatera dan pengutusan tiga gubernur di Sumatera sebagai koordinator setiap DPD dan mengumumkan pendirian PDRI ke kota lain

Kota Bukittinggi mempunyai julukan sebagai Paris van Sumatera. Salah satu ciri khas Kota Bukittinggi adalah objek wisata Jam Gadang. Jam Gadang merupakan menara jam setinggi 26 meter. Jam Gadang populer dengan keunikannya, yakni angka empat romawi pada jam yang ditulis IIII bukan IV.

(*)

 

 

 

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan