Saumlaki (Tanimbar) KOMPAS86.com
Satu unit Mesin Generator Oksigen yang berfungsi memproduksi kebutuhan Oksigen bagi kepentingan pelayanan kesehatan di Kabupaten Kepulauan Tanimbar (KKT), Maluku, telah tersedia di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. P. P. Magretti, Saumlaki.
Generator yang barusan beroperasi sebulan ini diharapkan bisa melayani kebutuhan oksigen di Kabupaten Kepulauan Tanimbar, yang sebelumnya terjadi kelangkaan terutama saat pandemi Covid-19. Hal itu diungkapkan Direktur RSUD Magretti, Saumlaki, dr. Fulfully C. H. Nuniary, kepada media ini, Jumat (7/7), di ruang kerjanya.
Dikatakan, Generator Oksigen yang dimiliki ini telah dioperasikan satu bulan belakangan bahkan Mesin itu merupakan hasil perolehan melalui sistem Kerja Sama Operasional (KSO) dengan PT Multi Gas Medika yang produknya 100 persen buatan dalam negeri.
“Alat ini bukan melalui sistem pengadaan barang dan jasa tetapi melalui sistem Kerja Sama Operasional. Kita kerjasama dengan perusahan gas nasional dan bukan barang impor,” ungkapnya.
Ia menjelaskan, melalui terobosan kerja sama dengan pihak perusahan gas nasional itu, kini RSUD Magretti bisa memproduksi Oksigen sebanyak 60 tabung berukuran 6 Kg MP Bar per hari. Hasil produksi ini dapat menghandle kebutuhan Oksigen bagi kepentingan dunia medis, bahkan hingga kebutuhan oksigen untuk keperluan konstruksi industri se- kabupaten.
Dijelaskan, melalui sistem KSO bersama PT Multi Gas Medika itu, segala urusan menjadi lebih mudah dan praktis, serta tidak menelan biaya yang besar, baik perawatan mesin dan biaya lainnya. Pihak rumah sakit sebagai konsumen hanya berkewajiban menyediakan tempat, sumber kelistrikan, dan tenaga kerja untuk mengawasi mesin, sedangkan pihak perusahan sebagai produsen alat berkewajiban menyiapkan mesinnya, biaya pemasangan maupun tindakan pemasangan hingga siap dipakai, serta perawatan selama masa kontrak.
“Jadi rumah sakit menyediakan tempat, sumber listrik, dan menyiapkan tenaga kerja. Sedangkan pihak perusahaan menyiapkan alat, menyediakan biaya pemasangan alat sampai siap pakai, dan maintenance setiap tahun,” jelasnya. Dicontohkan, untuk mesin Generator Oksigen lama yang pernah dimiliki melalui sistem pengadaan barang dan jasa, untuk setiap tahun biaya perawatan bisa menelan Rp200 juta setiap 3 bulanan yang wajib dilakukan 3 sampai 4 kali.
Itupun maintenance tidak dilakukan secara rutin. Selain itu, keberadaan mesin yang tergolong lama menyebabkan produksi oksigen juga tidak maksimal, bahkan kurang.
“Beda dengan alat ini yang melalui sistem KSO. Setiap 3 bulan sekali perusahan akan lakukan maintenance. Jika ada insiden 1 kerusakan, perusahan diwajibkan melakukan perbaikan,” tandasnya.
Logikanya, untuk beli alat ini dengan nilai sekitar Rp4 sampai Rp5 Milyar, maintenancenya Rp400 sampai Rp500 juta setiap tahunnya dianggarkan. Tetapi dengan sistem KSO ini, pihaknya tidak keluarkan biaya apapun hingga mesin ini dioperasikan, dan bahkan setiap bulannya hanya bayar Rp50 juta untuk biaya produksi 60 tahun.
“Bagi saya, ini lompatan besar soal penyediaan oksigen dari Magretti karena tahun-tahun sebelumnya khusus untuk ketersediaan oksigen sulit, namun saat ini sudah mumpuni,” terangnya.
#Mas Agus#