Sistem Kinerja Karyawan / Pegawai PTPN IV Afdeling VII Tinjowan Di Pertanyakan Atas Kurang Perawatan Perkebunan Sawit

banner 468x60

 

Simalungun ( Sumut ) Kompas86.com__, Minggu 03 / 03 / 2024, Badan usaha milik negara ( BUMN ) yang mengelola aset perkebunan kelapa sawit hingga pengolahan bahan baku,salah satunya PTPN IV Tinjowan berada di Kecamatan Ujung Padang Kabupaten Simalungun Provinsi Sumatera Uara.

 

Hasil investigasi Wartawan Media Kompas86.Com dilapangan terkait tanaman pohon kelapa sawit yang menghasilkan tandan buah sawit,banyak kejanggalan atau keanehan yang sangat fatal,kemungkinan kurangnya pengawasan control dari pimpinan kantor afdeling tujuh ( B.Siahaan ).

 

HGU tanaman menghasilkan ( TM ) Afdeling tujuh PTPN IV Tinjowan kini jadi pertanyaan serius bagi wartawan Mitrapolisi.Com yang menelusuri secara langsung dilapangan Sabtu tgl,02-03-2024 kemarin seperti tenaga panen dilaksanakan oleh karyawan dengan aturan management pusingan enam atau tujuh hari sekali.

 

Dilihat dari bibit tanaman yang sudah memproduksi tandan buah sawit ada dugaan indikasi dana anggaran perawatan kemana…? dari pihak management Afdeling Tujuh PTPN IV Tinjowan,dampaknya tanaman liar masih bertumbuh seperti anak kayu disekitaran gawangan sampai ke pokok,kemudian susunan pelepah belum teratur dengan baik.brondolan tandan buah sawit berserak di piringan pokok kelapa sawit serta pelepah yang terpotong 75 % masih bergantungan dipokok.kemungkinan bisa mengganggu aktifitas kerja bagi karyawan pemanen.

 

Produksi tanaman tersebut sudah mencapai rata – rata timbangan perjanjangnya / tandan buah sawit sekitar 20 hingga 30 kg,dengan realisasi panenan pada bulan januari tahun 2024 total 1.038.990 luas kurang lebih 854 hektar,hanya menghasilkan diluar yang ditargetkan.

 

Begitu juga dengan hewan yang berkeliaran di areal HGU bisa saja merusak atau mengganggu perkembangan tanaman produksi,dampaknya seperti limbah kotoran hewan tersebut mengandung mikroba yang terdapat pada kotoran sapi yaitu bakteri ( bacillus sp,lacobacillus sp dan corynebakterium sp ),jamur ( trichoderma sp dan aspergillus ), spesies protozoa dan ragi ( candida sp dan saccharomyces Sp ).

 

Mikroba patigen yang selama ini disebutkan dalam limbah peternakan adalah bakteri,virus,hal ini disebabkan oleh perbedaan tingkat kelangsungan hidup patogen dalam upaya mengurangi patogen limbah dalam limbah secara signifikan ke tingkat yang direkomendasikan untuk keselamatan dan kesehatan.

 

Saat dikonfirmasi asisten bapak B.Siahaan tidak bisa bertemu dikantor, dihubungi lewat Telepon Seluler via komunikasi whatsapp tidak mengangkat.diduga merasa alergi kepada wartawan saat dimintai keterangan mengenai aturan yang ada.

 

Dilaporkan oleh : H.S

Pos terkait

Tinggalkan Balasan