Sampang||Kompas86.com -Berbagai problem gelaran pemilu 2024 dikabupaten Sampang terus menuai sorotan dan menjadi perbincangan di kapangan masyarakat luas,sedari perekrutan PPK,PPS hingga KPPS yang banyak menuai protes sampai memasuki kinerja menjelang pelaksanaan pencoblosan yang dikeluhkan berbagai warga yang kecewa terhadap kinerja KPUD kabupaten Sampang melalui jajaran dibawahnya dimana sempat viral terkait formulir C6 yang banyak dimanipulasi hingga diduga banyak warga yang sempat mengeluh tidak menerima kertas undangan meski sudah terdaftar di DPT.
Bahkan pasca gelaran pemilu 2024 masih banyak ditemukan dugaan pelanggaran oleh penyelenggara pemilu dibawah naungan KPUD kabupaten Sampang sendiri,dimana mencuat dugaan pemotongan anggaran TPS dan BOP kpps di kelurahan gunung sekar kec.sampang,kab.sampang Madura,Jawatimur.
Dugaan pemotongan anggaran tersebut diduga dilakukan oleh oknum PPS sebagai penyelenggara pemilu ditingkatan kelurahan seperti diutarakan oleh benerapa anggota kpps di kelurahan gunung sekar yang hanya menerima dana 3juta dari total anggaran 4.454.000 rupiah sesuai ketentuan dan instruksi KPU RI melalui KPUD kabupaten Sampang.
Sementara ketua PPS kelurahan gunungsekar,kec.sampang Azis Hidayat saat dikonfirmasi terkait pemotongan tersebut via pesan whatshapp tidak merespon dan memilih bungkam.
Terpisah sekretaris KPUD kabupaten Sampang ditemui dikantornya guna dimintai tanggapan terkait ramainya pemotongan anggaran TPS dan BOP KPPS di kelurahan gunungsekar H.Arif Yudiono SP, M.Si
Mengarahkan agar Langsung ketua KPUD dengan dalih dirinya masih sibuk.
komisioner KPU RI sendiri menegaskan akan tegas memberi sangsi pada semua petugas KPU tegas komisioner KPU RI persadaan Harahap.
“Jika ditemukan ada komisioner atau anggota KPU melakukan pemotongan hak-hak KPPS, ada sanksi tegas sesuai dengan aturan. Parsadaan mengajak jajaran KPU menjalani tugas dan kewajiban sesuai dengan aturan.
“Saya sampaikan kepada penyelenggara jalankan tugas dan tanggungjawab yang sudah kita arahkan. Saya berharap ikuti saja, kalau sudah ada berniat, siap-siap ada pak polisi dan pak jaksa.
