Heri Tito Rinaldi : Kota Bukittinggi Butuh Corporate Untuk Mengelola PAD Yang Lebih Baik

banner 468x60

Bukittinggi, KOMPAS86.com
Presidium Majelis Daerah Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) Kota Bukittinggi, Heri Tito Rinaldi, SH, M.Kn, menilai sudah saatnya pemimpin di Kota Bukittinggi ini merangkul semua kalangan, dan mempunyai standar etika yang lebih tinggi serta mampu melahirkan narasi narasi ide melakukan terobosan atas ke buntuan buntuan di Kota Bukittinggi ini.

Lebih lanjut Heri Tito menyebutkan dalam mengedepankan etika ini pemimpin di harapkan jangan mengulang kesalahan yang lalu, karena di Kota Bukittinggi ini yang punya adat istiadat yang patut kita lestarikan, perbedaan pendapat yang harus kita samakan untuk menciptakan suasana aman dan damai serta sejuk di tengah masyarakat, sebenarnya hal hal seperti ini yang di tunggu oleh warga Kota Bukittinggi” ujarnya.

Secara Historis Kota Bukittinggi ini memang kecil, tetapi mampu membuka cakrawala Dunia baik di bidang Pendidikan, Pariwisata dan lainnya sehingga Kota Bukittinggi tidak bisa di pandang oleh sebelah mata, apalagi di sini banyak melahirkan tokoh tokoh pendiri Bangsa, tambahnya

Sementara pergerakan di bidang ekonomi di Kota Bukittinggi ini menurut pandangan Heri Tito, sudah saatnya Kota Bukittinggi punya Corporate untuk mengelola PAD nya, karena dengan adanya Corporate inilah anggaran yang defisit bisa untuk ditingkatkan melalui BUMD, imbuhnya

Lebih lanjut Heri Tito menjelaskan Masifnya Etika saat ini ” Sebenarnya masif pelanggaran etika dan fatsun/sopan ini di tingkat nasional, tingkat kabupaten/kota bahkan hingga ke pedesaan. Dan itu mengkhawatirkan, tidak hanya di lembaga pemerintahan saja, bahkan pelanggaran etika bahkan sudah masuk ke dalam lembaga profesi lain.

” Jika hal ini berlangsung terus menerus lanjut, akan berakibat buruk dalam kehidupan sosial masyarakat. Itu yang harus kita hindari”

“Apa lagi di masa kampanye pemilu tahun 2024, pelanggaran etika dan fatsun/sopan tampak jelas-jelas mengkhawatirkan, termasuk di Bukittinggi,” ucapnya.

Untuk itu, Heri Tito Rinaldi menghimbau terutama kepada para kader HMI yang masih berdinamika di lintas partai, agar kembali kepada khitoh HMI, kembali kepada visi HMI yang berlandaskan Al-Qur’an yakni, Inna Sholati Wanusuki Wamahyaya Wamamati Lillahi Robbil Alamin artinya Sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanya untuk Allah Tuhan Semesta alam.

Menurutnya, etika dan fatsun jangan hanya dijadikan ‘lips service’ semata, tapi benar benar di implementasikan dalam lembaga dan kehidupan berbangsa dan bernegara.

Bagi para kader HMI, Tito menjelaskan, agar kader HMI kembali ke jati dirinya yang berlandaskan Inna Sholati Wanusuki Wamahyaya Wamamati Lillahi Robbil Alamin.

“Sebenarnya himbauan ini adalah himbauan yang sudah berulang-ulang sejak zaman orla dan orba, agar masyarakat kita selalu saling menghargai satu sama lain,” kata Presidium Majelis Daerah KAHMI Kota Bukittinggi.

“Intinya, Pemimpin yang harus lebih dahulu menunjukkan etika itu kepada masyarakat. Jangan jadikan pemilu tahun 2024 sebagai pemicu perpecahan diantara kita, tetapi jadikan perbedaan itu sebagai suatu yang bernilai, berpotensi untuk dijadikan semangat membangun negeri yang beretika dan sopan santun,” ujarnya. ( Basa )

Pos terkait

Tinggalkan Balasan