Peristiwa Situjuah, Bukti Sejarah Perjuangan Mempertahankan Keutuhan NKRI

banner 468x60

50 KOTA, KOMPAS86.com. Memaknai peristiwa Situjuah pada 75 tahun silam,menjadi salah satu momen untuk mengingat kembali dan menghormati semangat perjuangan para pahlawan dalam melawan penjajah dan mempertahankan keutuhan NKRI.

Hal tersebut disampaikan oleh Wakil Gubernur Provinsi Sumatera Barat Audy Joinaldy dalam sambutannya sebagai Inspektur Upacara (Irup) Peringatan Peristiwa Situjuah ke-75 di lapangan Khatib Sulaiman Situjuah Batua Kecamatan Situjuah Limo Nagari, Senin (15/01-2024).

Hadir dalam kesempatan itu Bupati Limapuluh Kota H. Safaruddin Dt.Bandaro Rajo, SH bersama Pj. Walikota Payakumbuh Jasman, Anggota DPR-RI Rezka Oktoberia, Ketua DPRD Sumbar Supardi, unsur Forkopimda Provinsi Sumatera Barat, Forkopimda Kabupaten Limapuluh Kota dan Kota Payakumbuh, Pj. Sekdakab Herman Azmar dan seluruh Kepala OPD berserta staf di lingkup Pemkab Limapuluh Kota, Niniak Mamak, Bundo Kanduang, Alim Ulama, Cadiak Pandai, Tokoh Masyaraka dan undangan lainnya.

Wakil Gubernur Sumbar Audy Joinaldy mengatakan peristiwa Situjuah merupakan salah satu rangkaian perjuangan bangsa Indonesia pada masa Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) dalam kurun waktu 22 Desember 1948 hingga 13 Juli 1949.

Dalam salah satu mata rantai perjuangan PDRI itulah terjadi suatu peristiwa pada tanggal 15 Januari 1949, dimana puluhan orang pejuang yang terdiri dari beberapa pimpinan dan puluhan anggota pasukan Barisan Pengawal Negeri dan Kota (BPNK) tewas seketika diberondong tembakan oleh pihak penjajah Belanda.

Peristiwa itu terjadi di Lurah Kincia Situjuah Batua Kecamatan Situjuah Limo Nagari Kabupaten Lima Puluh Kota Sumatra Barat.

Kronologis peristiwa 75 tahun silam, dimana malam sebelumnya pada 14 Januari 1949 para pejuang tersebut mengadakan rapat untuk membahas strategi dalam menghadapi agresi yang dilakukan pihak Belanda yang dikenal sebagai Agresi Militer Belanda II.

Rapat itu atas instruksi Gubernur Militer Sumatra Tengah Sutan Mohammad Rasjid dan dipimpin oleh Chatib Sulaiman selaku Ketua Markas Pertahanan Rakyat Daerah, papar Audy.

Selain itu rapat juga diikuti oleh beberapa orang pimpinan pejuang lainnya, diantaranya Arisun Sutan Alamsyah yaknu Bupati Militer Limapuluh Kota, Letnan Kolonel Munir Latief, Mayor Zainuddin, Kapten Tantawi, Lettu Azinar, Letda Syamsul Bahri serta 69 orang pasukan BPNK.

Peristiwa Situjuah ini harus dijadikan sebagai inspirasi dan motivasi bagi kita semua untuk meneruskan perjuangan dalam membangun bangsa dan negara yang kita cintai, harap Audy.

Ia mengatakan bahwa darah perjuangan yang diwariskan para pejuang kepada generasi yang gugur pada peristiwa Situjuah harus tetap dilanjutkan demi keberlangsungan NKRI.

Sementara Bupati Lima Puluh Kota H. Safaruddin Dt Bandaro Rajo, SH mengatakan bahwa, pada hari ini momen masyarakat untuk mengenang kembali peristiwa Situjuah.

Dalam momen ini, kami ingin mengingatkan kita semua, bahwa di saat mana para pejuang kita berkorban nyawa, bahkan harta untuk merebut dan mempertahankan kemerdekaan, mari kita isi kemerdekaan ini dengan semangat rela berkorban dan saiyo sakato untuk membangun dan memajukan kabupaten Limapuluh Kota khususnya dan Indonesia yang kita cinta pada umumnya, ujar Bupati Safaruddin.

Bupati menambahkan, peristiwa Situjuah salah satu bukti nyata perjuangan rakyat mempertahankan kemerdekaan.

Peristiwa Situjuah membangkitkan perjuangan dan semangat perlawanan rakyat terhadap penjajah, pungkas Bupati

Seusai upacara di lapangan dilanjutkan dengan upacara ziarah dan tabur bunga di makam pahlawan korban Peristiwa Situjuah.

Wakil Gubernur Audy Joinaldy, Bupati Safaruddin, Forkopimda serta keluarga pejuang melakukan ziarah dan tabur bunga di Lurah Kincia.

Sementara itu, di Situjuah Banda Dalam, tabur Bunga dipimpin oleh Kapolres Payakumbuh AKBP. Wahyuni Sri Lestari sedangkan di Situjuah Gadang dipimpin oleh Kapolres 50 Kota AKBP. Ricardo Condrat Yusuf.

Pada kesempatan itu juga, sejumlah tokoh di Sumatera Barat menerima penghargaan dari masyarakat Situjuah atas dedikasinya terhadap PDRI.

Rel – Mardianto Anto

Pos terkait

Tinggalkan Balasan