Aksi Bersih Pantai Dan Brand Audit di Pantai Boom Tuban , 90% Didominasi Oleh Sampah Plastik Sekali Pakai

banner 468x60

TUBAN, JATIM KOMPAS86. Com

Ecoton berkolaborasi dengan Universitas Ronggolawe (Unirow) Tuban melakukan kegiatan aksi bersih-bersih dan Brand Audit di Pantai Boom Kabupaten Tuban yang diikuti oleh 30 relawan. Kegiatan aksi bersih pantai dilakukan untuk menumbuhkan kesadaran terhadap kondisi sampah yang berakhir ke lautan dan melakukan gerakan bersama dalam menjaga lingkungan.

Koordinator kegiatan Aksi Bersih Pantai dan Brand Audit Ecoton, Alaika Rahmatullah mengatakan “Pantai boom tuban memiliki lokasi yang strategis tepat di sebelah utara alun-alun tuban dan terdapat kegiatan pariwisata, dimana di kawasan bibir pantai banyak sekali sampah plastik yang menumpuk. Pantai yang kotor oleh sampah dapat merusak ekosistem laut, sekaligus mengancam kesehatan manusia dan biota di sekitarnya, maka perlu untuk melakukan bersih-bersih pantai dan brand audit untuk melihat karakteristik sampahnya”.

Lebih lanjut Alaika menambahkan kegiatan Brand Audit merupakan kegiatan untuk analisis akuntabilitas suatu perusahaan dalam bertanggung jawab terhadap sampah yang sudah dihasilkan dan berakhir ke lingkungan (Extended Producer Responsibility), ini sesuai amanat pasal 15 Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008.

Hasilnya, relawan berhasil melakukan evakuasi sampah sebanyak 167,515 Kg. Berdasarkan hasil brand audit diketahui bahwasanya 90% didominasi oleh sampah plastik sekali pakai seperti kresek, kemasan sachet, dan sedotan. Bahkan, pada kegiatan bersih-bersih relawan masih menemukan kemasan shampoo sachet yang beredar pada tahun 90-an. Artinya, sampah plastik tidak akan benar-benar hilang.

Manager Advokasi dan Litigasi Ecoton, Azis, S.H. menjelaskan sampah plastik yang terbuang ke lingkungan dapat menyebabkan kontaminasi mikroplastik. Mikroplastik sangat berbahaya apabila masuk ke tubuh manusia karena dapat mengganggu sistem hormon bahkan memicu kanker. Oleh karena itu, kami mendesak kepada produsen harus ikut andil dalam mengambil sampahnya kembali dan produsen membuat sarana pengumpulan sampah, tidak menggunakan sachet sebab merupakan sampah yang susah di daur ulang.

Sementara itu, Mahasiswa Program Studi Biologi Universitas Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Ronggolawe Tuban, Rio, menambahkan, kegiatan bersih-bersih juga harus ditingkatkan, tidak hanya dilakukan di pantai saja, namun di sungai-sungai juga perlu diperhatikan karena sampah yang berakhir ke laut asalnya dari sungai.

Selanjutnya, hasil daripada kegiatan ini akan disampaikan ke Dinas Lingkungan Hidup oleh aliansi pegiat lingkungan dari Universitas Ronggolawe untuk bersama sama membahas tentang kebocoran sampah plastik di Kabupaten Tuban. Harus ada sinergitas antara pemerintah, produsen dan masyarakat dalam mengatasi permasalahan sampah. Pemerintah membuat peraturan pembatasan plastik sekali pakai, produsen mendesain ulang produk yang lebih ramah lingkungan, mengubah pola distribusi menjadi sistem guna ulang, dan masyarakat mulai mengurangi penggunaan plastik sekali pakai.

Dani Asong

Pos terkait

Tinggalkan Balasan