Lingga (kepri) Kompas86.com – Program bantuan rumah untuk masyarakat yang tidak layak huni di kabupaten Lingga Provinsi kepri dipolitisasi kepentingan politik salah satu bacaleq partai tertentu.
Informasi tersebut bukan rahasia lagi ,hampir di tiap tiap desa yang kita kunjungi keluar dari mulut masyarakat yang menerima rumah bantuan senilai 20,000.000.(dua puluh juta Rupiah) per unit. Terlihat ada beberapa rumah yang masih belum siap sampai saat ini.
“keterangan yang sama keluar dari mulut para penerima bantuan rumah ini dari bapak Suihiok, ” Terang penerima.
Bantuan stimulan perumahan swadaya (BSPS) yang jelas- jelas bersumber dari APBN melalui kementrian PUPR, di jadikan sarana untuk mengumpulkan suara guna pemenangan pileq 2024 mendatang,”Aneh jelas masyarkat. disaat bereda bersama awak media.
kepentingan politik bacaleq dari partai D, dan ini bukan rahasia lagi, dan hampir semua masyarakat yang menyebutkan bantuan rumah tersebut dari caleq (S) padahal bayak lapisan mulai dari RT dan Rw, bahkan kepala desa yang tau kalau bantuan rumah yang bersumber dari Anggaran pusat kementrian PUPR, “sebut sumber yang tidak mau namanya di sebutkan.
Anehnya ada salah satu anggota DPRD kabupaten Lingga yang masih aktif, kini juga ikut bertarung di pileg tahun 2024 mendatang mempolitisasikan atau mengambil kesempatan, dan ini menyalahi aturan yang sudah jelas regulasinya.
Statemen masyarakat disaat awak media ada dilokasi, berbeda. di salah satu rumah yang baru siap dibangun, sebut saja desa (T). “Iya menyebutkan berarti bantuan ini dari pemerintah ya pak, ” Tanya dia. ” tambahnya lagi jadi bantuan rumah ini bukan bantuan dari pak Sui hiok ya pak, bukan juga dari partai dia ya, “tanya iya kembali.
“Jawab rekan yang di sebelah, ini lah yang namanya politik, banyak orang politik tahun ini mengambil keuntungan untuk dapat suara, agar dinilai masyrakat dia lah yang ngasi rupanya bantuan rumah itu dari kementrian pusat, cara ini adalah, cara yang dapat di sebut pembodohan publik “tutur sumber kepada media.
Ironisnya lagi,, ada keterangan tukang yang tidak selesai di bayar upah nya senilai 2,5 (dua juta lima ratus ribu rupiah) iya juga menyebutkan, sisa upah tukang yang belum selesai dia ambil ganti sembako sembilan bahan pokok. untuk mencukupi jumlah 2,5 juta, di Tajur biru : Arman sebagai suppelayer material kayu,”tutaup nya.
(Red)#