GRESIK, JATIM KOMPAS86.com
Penyelenggaraan pembauran kebangsaan adalah proses pelaksanaan kegiatan integrasi anggota masyarakat dari berbagai ras, suku, etnis, melalui interaksi sosial dalam bidang bahasa, adat istiadat, seni budaya, pendidikan dan perekonomian untuk mewujudkan kebangsaan Indonesia tanpa harus menghilangkan identitas ras, suku, dan etnis masing-masing dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Pembinaan pembauran kebangsaan adalah upaya yang dilakukan oleh pemerintah bersama dengan masyarakat untuk terciptanya iklim yang kondusif yang memungkinkan adanya perubahan sikap agar menerima kemajemukan masyarakat dalam wadah NKRI.
Seperti halnya yang terjadi HR. Hendry ajak ngopi para tokoh multi suku, lintas agama, etnis di salah satu rumah steak Driyorejo – Kabupaten Gresik,
“Didaerah kami ada beberapa tokoh dari berbagai suku, lintas agama, etnis (Jawa, Batak, Sunda, Nias, Dayak, Madura, Bali, Minang, Betawi, Flores, Bugis, Kupang, Etnis Cina) yang sudah kami himpun dalam WA Group, sore ini kami sengaja silahturohim, ngopi bareng sambil ngobrol tentang ke-Bhinnekaan dan bersama-sama untuk menjaga kondusifitas” Ungkap HR. Hendry (24/09/2023)
“Empat pilar kebangsaan, PBNU (Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, NKRI, UUD) memberikan pembelajaran meningkatkan kesadaran kita tentang kehidupan berbangsa dan bernegara bersama masyarakat. Gotong royong, toleransi, kerukunan dan hidup berdampingan merupakan nilai-nilai luhur yang perlu dipertahankan oleh bangsa” Terang HR. Hendry yang juga Ketua BPD (Badan Permusyawaratan Desa) Kabupaten Gresik.
Menurutnya, segenap komponen bangsa harus senantiasa menggelorakan rasa kebangsaan, semangat kebangsaan dan paham kebangsaan sebagai suatu terapi ideologi bagi upaya pembentukan tekad, sikap dan tindakan untuk menjamin tetap tegak dan lestarinya NKRI.
(Dani Asong)