Kuningan-Jabar,Kompas86.com
Suasana penuh kearifan lokal menyelimuti kawasan objek wisata Balong Dalem di Desa Babakan Mulya, Kecamatan Jalaksana, Kabupaten Kuningan, saat masyarakat setempat menggelar upacara adat Kawin Cai. Tradisi sakral yang diwariskan turun-temurun ini menjadi simbol penyatuan dua sumber mata air, melambangkan keharmonisan antara alam dan kehidupan manusia.
Acara berlangsung meriah dan khidmat, dihadiri langsung oleh Kepala Desa Babakan Mulya, Titin Kartini, beserta perangkat desa dan karang taruna yang berperan aktif dalam penyelenggaraan kegiatan. Kehadiran masyarakat setempat dan para tokoh budaya semakin menambah semangat pelestarian tradisi tersebut.
Dua sosok penting dari Kesultanan Cirebon, yakni Sultan Sepuh Keraton Kasepuhan Pangeran Heru Rusyamsi Arianatareja dan Sultan Kanoman Cirebon, turut hadir memberikan dukungan. Kehadiran mereka menjadi bentuk nyata sinergi antara kerajaan adat dan masyarakat dalam menjaga warisan leluhur yang sarat nilai spiritual dan sosial.
Prosesi Kawin Cai dimulai dari objek wisata Balong Dalem Desa Babakan Mulya, kemudian dilanjutkan dengan pengantaran air ke objek wisata Cibulan (Tujuh Sumur) di Desa Manis Kidul. Kegiatan ini juga dihadiri oleh Kepala Desa Manis Kidul, beserta aparatur dan masyarakat sekitar yang ikut menyambut dengan antusias.
Selain prosesi adat, acara juga dimeriahkan dengan berbagai hiburan rakyat dan pentas seni. Pertunjukan musik tradisional, tarian daerah, serta penampilan dari karang taruna menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung yang hadir.
Dalam sambutannya, Kepala Desa Titin Kartini menyampaikan rasa bangga dan apresiasi terhadap semangat warga dalam menjaga warisan budaya leluhur di tengah arus modernisasi.
> “Upacara adat Kawin Cai bukan sekadar seremonial, tapi menjadi simbol rasa syukur kita kepada Tuhan dan penghormatan terhadap alam yang memberi kehidupan,” ujarnya.
Melalui kegiatan ini, pemerintah desa berharap tradisi Kawin Cai dapat terus dilestarikan dan dijadikan agenda tahunan yang mampu menarik wisatawan, sekaligus memperkuat identitas budaya masyarakat Babakan Mulya dan Kabupaten Kuningan pada umumnya.
(Red)