Ketua Kelompok Tani Bale Ijuk 1 Bantah Isu Perpecahan dan Tuduhan dari Media Sebelah: “Kami Tetap Solid di Pertanian”

banner 468x60

Lombok Timur, 14 September 2025

KOMPAS86.COM — Ketua Kelompok Tani Bale Ijuk 1, Mustim, membantah isu adanya perpecahan di tubuh kelompoknya. Ia menegaskan, kelompok tani yang dipimpinnya tetap solid menjalankan aktivitas pertanian, sementara polemik yang muncul sebenarnya berkaitan dengan transparansi penyaluran bantuan bibit bawang putih tahun 2023 dan 2024.

“Tidak ada perpecahan seperti yang diberitakan. Yang kami minta hanyalah kejelasan dan transparansi terkait bibit yang diambil alih sepihak tanpa musyawarah. Kasus ini sudah masuk ranah hukum, jadi bukan lagi ranah mediasi desa,” ujar Mustim kepada wartawan, Sabtu (13/9 /2025 ).

Mustim juga menepis tudingan bahwa pihaknya mendatangkan LSM dan media untuk menekan kepengurusan baru. Ia menegaskan, media datang secara independen untuk meminta keterangan.

“Kami tidak pernah mendatangkan LSM ataupun media. Justru sebaliknya, media yang datang kepada kami. Jadi kalau ada pihak yang mengatakan kami menekan dengan LSM, itu sangat tidak benar,” jelasnya.

Menanggapi klaim Dobi yang mengaku sebagai ketua kelompok tani, Mustim menekankan bahwa kepemimpinan hanya sah apabila dibuktikan melalui dokumen resmi. Ia menegaskan, jika ada pihak menyebarkan informasi tidak benar, maka jalur hukum akan ditempuh.

“Kalau ada yang mengaku ketua kelompok tanpa dasar yang jelas, itu bisa kami tuntut. Karena secara sah, sejak awal kelompok ini sudah terdaftar di Bangkespoldagri Lombok Timur dan di Simluhtan dengan kepengurusan yang sah,” tegasnya.

Mustim juga membantah tuduhan yang menyebut dirinya menuduh Dobi menjual alsintan berupa traktor. Menurutnya, laporan yang disampaikan ke Polsek Sembalun bukan terkait penjualan traktor, melainkan dugaan penyelewengan bantuan bibit bawang putih.

“Tuduhan itu salah besar. Kami tidak pernah mengatakan traktor dijual. Justru media sebelah seharusnya konfirmasi dulu ke kami sebagai ketua kelompok. Kami keberatan dengan pemberitaan tersebut, termasuk pernyataan saudara Dobi. Kami akan melaporkan oknum terkait serta media yang memberitakan secara keliru ke Dewan Pers,” tegasnya.

Mustim juga mempertanyakan mengapa traktor yang seharusnya dimanfaatkan bersama anggota kelompok tidak kunjung diserahkan. “Kalau memang traktor itu untuk kepentingan anggota, kenapa dua tahun lamanya tidak diberikan ke kami? Ini yang membuat kami curiga,” tambahnya.

Pemerintah Desa Sembalun Bumbung sebelumnya memfasilitasi mediasi. Namun, Mustim menilai langkah tersebut tidak sesuai prosedur, sebab kasus sedang diproses di kepolisian.

“Kalau kasus ini sudah masuk penyelidikan, seharusnya desa tidak lagi mencampuri. Biarkan hukum yang membuktikan,” ujarnya.

Ketua BPD Desa Sembalun Bumbung, yang juga anggota kelompok, mengaku tidak mengetahui adanya peralihan kepemimpinan kepada Dobi. Menurutnya, mekanisme pergantian ketua harus melalui musyawarah dan dihadiri seluruh anggota.

“Kalau memang ada pergantian, seharusnya dihadiri semua anggota. Saya berharap kasus ini dicermati dengan seksama, jangan sampai ego pribadi dipertahankan sehingga masalah berlarut,” katanya.

Sementara itu, Sekretaris Desa Sembalun Bumbung, M. Roli Wahyudi, menyatakan perlunya melihat persoalan dari dua sisi. Namun Mustim menilai undangan mediasi yang digelar tidak sesuai isi pembahasan, sebab lebih banyak menyinggung konflik kepengurusan ketimbang persoalan bantuan bibit yang sedang diselidiki polisi.

“Hingga saat ini, dugaan penyelewengan bantuan bibit bawang putih, pergantian Ketua Kelompok Tani Bale Ijuk 1 secara sepihak, serta persoalan hand traktor dan sejumlah permasalahan lainnya masih dalam tahap penyelidikan oleh penyidik Polsek Sembalun dan dalam waktu dekat akan dilimpahkan ke kejaksaan.”

Ketua Kelompok Tani Bale Ijuk 1, Mustim, menegaskan pihaknya bersama seluruh anggota kelompok akan bersikap kooperatif, menghormati, dan mengikuti seluruh mekanisme hukum yang berlaku. Hal itu dilakukan sebagai bentuk tanggung jawab warga negara yang baik, sekaligus untuk menjaga transparansi serta memastikan kebenaran data penerima bantuan sesuai aturan.

 

Jurnalis: Thomas

Seri Bantahan 1 – Investigasi Ladang Bawang Sembalun

Pos terkait