PAMEKASAN, kompas86.com – Pagi itu, Nyai Holifah seharusnya sudah sibuk melayani pelanggan, warungnya yang sederhana di Desa Peltong, Kecamatan Larangan, biasanya ramai didatangi warga yang mencari lalapan atau sate, namun saat pembukaan Pembelian perdanana Sebuah Gudang Tembakau Bawang Mas, warung itu sunyi.
Bukan karena sepi pembeli, melainkan karena halaman depannya berubah fungsi, ruang yang biasa dipakai pelanggan untuk parkir, kini penuh oleh deretan kendaraan milik undangan gudang tembakau Bawang Mas yang berada tepat di depannya.
“Orang mau mampir makan pun susah, karena halaman sudah dipenuhi mobil dan motor,” keluh Nyai Holifah dengan wajah lesu. Minggu (17/08)
Hari pertama pembelian tembakau oleh gudang Bawang Mas menjadi pukulan telak bagi perempuan paruh baya itu, warung yang menjadi satu-satunya sumber penghidupan keluarganya mendadak lumpuh, pendapatan harian yang biasanya bisa mencukupi kebutuhan rumah tangga, seketika hilang.
Sebagai bentuk penyelesaian, pihak gudang sempat menawarkan uang Rp100 ribu, namun tawaran itu justru menambah kekecewaan. “Kerugian saya jelas lebih besar. Uang itu tidak ada artinya,” tegasnya.
Uang tersebut akhirnya diserahkan kepada pelayan warung, meski Nyai Holifah tetap menolak, baginya, uang bukan soal utama,byang lebih penting adalah bagaimana haknya sebagai warga kecil dihormati, dan usahanya bisa berjalan normal tanpa diganggu.
Di satu sisi, transaksi di gudang Bawang Mas berlangsung gegap gempita, ratusan petani tembakau hilir mudik menjual hasil panen mereka, dengan nilai yang mencapai ratusan juta rupiah per hari, bayangkan, ketika gudang besar meraup untung miliaran, warung kecil di depannya justru tergerus.
“Kami ini hanya orang kecil, hanya ingin berjualan dengan tenang,” ucap Nyai Holifah lirih.
Kisah Nyai Holifah kini menjadi simbol betapa sering rakyat kecil harus menanggung dampak pembangunan tanpa perlindungan yang memadai, ia hanya berharap ada sikap lebih bijak dari pihak gudang, agar warungnya bisa kembali hidup seperti biasanya, saat gudang melakukan pembelian tembakau.
“Upaya klarifikasi sudah dilakukan sebelumnya, namun dalam pertemuan itu, pihak gudang Bawang Mas justru menunjukkan sikap arogan, bahkan nyaris melakukan tindakan pemukulan terhadap wartawan yang hadir, hingga berita ini diterbitkan, pihak Bawang Mas belum memberikan keterangan resmi.”