Muara Enim, Sumsel, kompas86.com// Sebanyak 20 pelaku UMKM binaan PT Pamapersada Nusantara (PAMA) Site SSBA mengikuti pelatihan pengolahan jamur tiram, sebagai bagian dari program Corporate Social Responsibility (CSR) yang digelar bekerja sama dengan PT Bukit Asam Tbk (PTBA). Acara berlangsung di Hotel Melio Muara Enim, Selasa (22/97/2025),
Kegiatan yang menyasar pelaku usaha kecil, terutama ibu rumah tangga di sekitar wilayah operasional tambang ini, menjadi langkah konkret dalam memperkuat kemandirian ekonomi masyarakat sekaligus mendukung visi Kabupaten Muara Enim #MEMBARA.
Dalam kegiatan ini, Pama melibatkan Chef Rudi Rustandi selaku Eksecutif Chef dari Hotel Melio Muara Enim. Kata Rudi, ada 3 jenis olahan berbahan baku jamur tiram yang biasa disajikan di restoran kelas hotel bintang 5. Antara lain, jamur crispy, kaldu jamur, dan abon Jamur tiram.
Pelatihan ini secara resmi dibuka oleh Sekretaris Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Muara Enim, Mey Fajar. Dalam sambutannya, Mey mengapresiasi kolaborasi positif antara dunia industri dengan pemerintah daerah.
“Kami berterima kasih atas kontribusi nyata dari PAMA dan PTBA. Kegiatan seperti ini sangat selaras dengan program Pemda dalam membina dan memajukan UMKM,” ungkapnya.
Mey juga menyoroti pentingnya aspek pemasaran dalam pengembangan produk UMKM. Menurutnya, Dinas Koperasi telah menyiapkan berbagai saluran pemasaran seperti Pojok UMKM di kantor dinas, hotel, Mall Pelayanan Publik, dan gerai ritel modern seperti Alfamart.
“Ini peluang besar bagi para peserta untuk ambil peran melalui produk jamur tiram olahan mereka. Ke depan, pemasaran akan kita perluas agar produk lokal bisa bersaing lebih luas lagi,” tegasnya.
CSR Dept Head PAMA Site SSBA, Agung Hari Kusuma Nugraha menegaskan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk komitmen perusahaan terhadap pemberdayaan masyarakat lokal.
“Sebagian besar peserta pelatihan adalah ibu rumah tangga. Kami ingin agar pelatihan ini menjadi awal dari tumbuhnya usaha baru yang bisa memberikan penghasilan tambahan, demi kesejahteraan keluarga dan masyarakat,” ujar Agung.
Agung didampingi Tim CSR, Joko Budi Santoso, dan Rusdi dari Lembaga Pengembangan Bisnis (LPB) menyampaikan bahwa pelatihan ini tidak hanya membekali peserta dengan kemampuan teknis, namun juga mendorong inovasi produk berbasis lokalitas.
Agung menegaskan bahwa kegiatan ini juga menjadi ruang kolaborasi antar pemangku kepentingan dalam pembangunan ekonomi berbasis masyarakat.
Sementara itu, dari PTBA, Wenny Yuliastuti, selaku perwakilan CSR menyampaikan pentingnya pemanfaatan jamur tiram sebagai produk olahan.
“Jamur tiram ini umurnya pendek, namun jika diolah menjadi aneka produk makanan, maka bisa memiliki masa simpan lebih lama dan nilai jual lebih tinggi,” jelas Wenny.
Ia menambahkan, PTBA juga memiliki program sejenis melalui Rumah BUMN, yang sudah berjalan dari proses produksi hingga pemasaran.
“Kami terbuka untuk sinergi lebih lanjut agar pelaku UMKM bisa naik kelas dan usaha mereka semakin berkembang,” imbuhnya.
(Yn#)