Disiplin dan Doa: Tradisi Prajurit yang Menyatu dalam Pelaksanaan TMMD Sengkuyung Tahap III di Jepara

banner 468x60

Jepara, 27 Juli 2025 — Di manapun prajurit TNI bertugas, nilai-nilai kedisiplinan, loyalitas, dan kebiasaan baik yang ditanamkan selama berdinas akan selalu menyertai. Salah satu kebiasaan positif yang melekat kuat dalam jiwa setiap prajurit adalah membiasakan diri untuk memulai setiap kegiatan dengan doa bersama. Kebiasaan ini tidak hanya menjadi rutinitas, tetapi telah menjadi bagian dari budaya satuan yang senantiasa diterapkan di berbagai situasi, termasuk saat melaksanakan tugas teritorial di pelosok negeri.

Hal ini tampak nyata dalam pelaksanaan program TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) Sengkuyung Tahap III Tahun 2025 yang digelar oleh Kodim 0719/Jepara di Desa Bungu, Kecamatan Mayong, Kabupaten Jepara. Kegiatan yang berlangsung sejak 23 Juli ini, tidak hanya menampilkan semangat kerja sama antara TNI dan masyarakat, tetapi juga menonjolkan nilai-nilai spiritualitas dan kebersamaan.

Setiap pagi, sebelum alat berat mulai beroperasi dan sebelum cangkul dan sekop diangkat, seluruh anggota Satgas TMMD terlebih dahulu melaksanakan apel pagi yang dilanjutkan dengan doa bersama. Kegiatan ini dilakukan dengan penuh kekhidmatan, dipimpin oleh komandan regu atau perwira lapangan yang bertugas pada hari itu. Doa yang dipanjatkan tak lain adalah permohonan perlindungan, kelancaran, dan keselamatan dalam bekerja, serta hasil yang membawa manfaat bagi masyarakat.

Kapten Inf Alex Efendi, Danramil Mayong yang juga menjabat sebagai Komandan SSK TMMD, menjelaskan bahwa kebiasaan ini bukan semata rutinitas seremonial, namun menjadi bagian dari implementasi nilai-nilai keimanan dan kedisiplinan yang dibentuk sejak awal pendidikan militer.

“Kami selalu tanamkan bahwa keberhasilan tugas bukan hanya karena kemampuan teknis, tapi juga karena kekuatan spiritual. Doa adalah senjata pertama kami sebelum memulai segala kegiatan,” ungkap Kapten Alex di sela kegiatan pembangunan RTLH.

Program TMMD kali ini fokus pada pembangunan fisik dan non-fisik di Desa Bungu. Sasaran fisik meliputi pembangunan jalan penghubung desa sepanjang 490 meter, pembangunan, serta renovasi rumah tidak layak huni (RTLH). Sementara itu, kegiatan non-fisik mencakup penyuluhan kesehatan, wawasan kebangsaan, pelatihan keterampilan, hingga kegiatan sosial kemasyarakatan lainnya.

Kepala Desa Bungu, Hartoyo, mengungkapkan rasa terima kasih dan apresiasinya atas kedatangan Satgas TMMD di desanya. Menurutnya, kehadiran para prajurit membawa angin segar bagi masyarakat, tidak hanya dalam hal pembangunan, tetapi juga dalam membangkitkan semangat gotong royong dan kebersamaan antarwarga.

“Kami sangat bersyukur. Sejak TMMD ini berlangsung, warga kami sangat antusias. Mereka ikut bekerja, ikut berdoa bersama, dan saling mendukung. Ini bukan hanya pembangunan fisik, tapi juga pembangunan karakter masyarakat,” ujar Hartoyo.

Tak sedikit warga yang merasa terinspirasi oleh kedisiplinan para anggota TNI. Momen apel dan doa bersama setiap pagi bahkan menjadi hal yang ditunggu-tunggu, karena dirasakan membawa ketenangan dan semangat baru untuk memulai hari. Anak-anak pun kerap terlihat ikut menyimak dari kejauhan, seolah belajar langsung dari para teladan di lapangan.

Pelaksanaan TMMD Sengkuyung Tahap III ini dijadwalkan berlangsung selama satu bulan, dan ditargetkan selesai pada akhir Agustus 2025. Meski cuaca kadang tidak bersahabat, semangat gotong royong antara prajurit TNI dan masyarakat tetap menyala, mengusung semangat “Sengkuyung” yang berarti kerja sama dan kebersamaan.

Dengan semangat pengabdian dan doa yang mengawali setiap langkah, Satgas TMMD Kodim 0719/Jepara menunjukkan bahwa pembangunan yang sejati bukan hanya terletak pada beton dan semen, tetapi juga pada nilai-nilai luhur yang tumbuh di hati masyarakat.

(Rud)

Pos terkait