Putra Sofifi, Albani : “Sultan Tidore Cawe-Cawe di Pusat Tolak DOB, Untuk Kepentingan Siapa?

banner 468x60

SOFIFI 24.7.2025– Suara kritik tajam datang dari tokoh pemuda dan putra asli Sofifi, Syamsudin Soleman, yang akrab disapa Albani, terhadap sikap dan manuver politik Sultan Tidore, Husain Alting Syah, yang dinilai aktif menghambat aspirasi rakyat Sofifi untuk menjadikan wilayah mereka sebagai Daerah Otonomi Baru (DOB) dan ibukota definitif Provinsi Maluku Utara.

Albani menyoroti keras langkah Sultan Tidore yang beberapa kali cawe-cawe di Jakarta, bahkan disebut memaksa menemui Menteri Dalam Negeri, hanya untuk menolak usulan DOB Kota Sofifi Tidore Raya.

Pertanyaannya sederhana: Sultan bergerak untuk siapa? Untuk rakyat atau untuk melanggengkan kekuasaan simbolik yang semakin jauh dari realitas?” tegas Albani kepada media di Sofifi,Selasa (23/7).

Menurutnya, manuver politik tersebut adalah bentuk nyata dari ketakutan elit tradisional terhadap kemajuan daerah dan munculnya kekuatan baru dari rakyat Sofifi.

Sofifi adalah tanah perjuangan dan harapan. Di era demokrasi, rakyat harusnya diberi ruang untuk tumbuh. Kalau Sultan menolak DOB, lalu apa dia tidak mau melihat orang Sofifi berkembang? Apakah Sofifi hanya boleh jadi halaman belakang Kesultanan Tidore selamanya?” kritik Albani dengan nada kecewa.

Aspirasi Sofifi Dihambat, Demokrasi Dilecehkan?

Albani juga menyebut bahwa gerakan rakyat Sofifi bukan sekadar agenda politik, tetapi bentuk hak konstitusional untuk mendapat pemerintahan yang efisien, dekat, dan mandiri. Ia mempertanyakan motif sesungguhnya di balik penolakan Sultan terhadap pemekaran tersebut.

Kenapa harus menolak DOB seolah-olah rakyat Sofifi ingin memisahkan diri dari sejarah? Justru rakyat ingin berdaulat di rumah sendiri. Apakah Sultan takut kehilangan kontrol?

Lebih lanjut, Albani menyinggung bahwa rakyat sudah terlalu lama menjadi penonton di wilayah yang sejatinya menjadi pusat pemerintahan provinsi.

Sofifi sudah jadi ibukota administratif, tapi statusnya masih seperti ‘kontrakan’. Inilah mengapa rakyat ingin mengubahnya menjadi DOB. Tapi kalau ada elite yang main lobi ke pusat untuk membatalkannya, itu sudah bukan wakil rakyat—itu penjaga status quo,” tegas Albani.

Seruan untuk Pemerintah Pusat

Albani meminta pemerintah pusat, khususnya Menteri Dalam Negeri, untuk mendengar langsung suara rakyat, bukan hanya dari jalur informal atau simbolik tertentu.

Kami minta Mendagri dan Presiden dengar suara rakyat Sofifi. Jangan hanya dengar suara elite yang datang membawa kepentingan pribadi, bukan kepentingan rakyat Sofifi

Penutup: Rakyat Sofifi Bangkit

Dengan penuh semangat, Albani menutup pernyataannya:

Kami bukan anak tiri sejarah. Kami anak kandung Maluku Utara. Kami akan bangkit dengan atau tanpa restu elite yang takut Sofifi tumbuh dan maju.

Sumber : Albani Putra Sofifi
Reporter : Tim Peliputan Khusus

Penerbit kaperwil kompas86.com.

Maluku Utara

RUSLI HALIL

Pos terkait