KARO (SUMUT) KOMPAS86.com__, UPTD Puskesmas Payung meluncurkan sebuah inovasi layanan kesehatan bertajuk “SAYANG CALON BUNDA pada Aksi Pena Rematri” (Pendampingan Penuntas Anemia Remaja Putri) sebagai upaya strategis dalam menekan angka kasus anemia di kalangan remaja putri.
Anemia pada remaja, khususnya remaja putri, merupakan salah satu tantangan serius di bidang kesehatan masyarakat. Kondisi ini terjadi akibat kekurangan sel darah merah atau hemoglobin yang berfungsi mengangkut oksigen ke seluruh tubuh, dan dapat menyebabkan dampak buruk seperti penurunan konsentrasi, prestasi belajar, hingga kebugaran fisik. Data Kementerian Kesehatan RI tahun 2023 mencatat prevalensi anemia pada remaja usia 15–24 tahun mencapai 15,5%, dengan 18% di antaranya dialami oleh remaja putri.
Situasi ini juga tercermin di wilayah kerja UPTD Puskesmas Payung. Berdasarkan data tahun 2024, ditemukan sebanyak 56 dari 205 remaja putri yang diperiksa mengalami anemia, atau sekitar 27%. Meski pemberian tablet tambah darah (TTD) telah dilakukan melalui program Usaha Kesehatan Sekolah (UKS), namun tingkat kepatuhan remaja dalam mengonsumsi TTD masih tergolong rendah. Padahal, konsumsi TTD semestinya dilakukan satu tablet per minggu secara rutin sepanjang tahun.
Inovasi “SAYANG CALON BUNDA pada Aksi Pena Rematri” lahir dari keprihatinan tersebut. Inisiatif ini mengedepankan edukasi dan pendampingan kepada remaja putri untuk memahami bahaya anemia, pentingnya konsumsi TTD, serta pola makan bergizi seimbang. Melalui pendekatan ini, diharapkan remaja putri dapat tumbuh menjadi wanita usia subur yang sehat dan siap menghadapi masa kehamilan tanpa risiko anemia atau Kekurangan Energi Kronis (KEK) yang berpotensi menyebabkan bayi lahir dengan berat badan rendah (BBLR) atau stunting.
Kepala UPTD Puskesmas Payung, dr. Sherly Agnesia Perangin-angin, menegaskan bahwa inovasi ini memiliki berbagai manfaat strategis bagi kesehatan remaja putri. “Melalui SAYANG CALON BUNDA pada Aksi Pena Rematri, kami ingin meningkatkan kesadaran remaja terhadap pentingnya mencegah anemia sejak dini. Dengan bekal edukasi dan pendampingan, mereka akan lebih mandiri dan disiplin dalam mengonsumsi TTD,” jelasnya.
Lebih lanjut, inovasi ini diharapkan mampu:
– Meningkatkan pemahaman remaja putri tentang anemia dan dampaknya terhadap kesehatan jangka panjang.
– Meningkatkan kesadaran terhadap pentingnya pola makan bergizi dan konsumsi tablet tambah darah secara rutin.
– Menurunkan angka kejadian anemia di kalangan remaja putri di wilayah kerja Puskesmas Payung.
Puskesmas Payung optimis bahwa melalui inovasi berkelanjutan seperti ini, mata rantai anemia yang kerap bermula sejak usia remaja dapat diputus, sekaligus mendukung generasi sehat bebas anemia menuju masa depan yang lebih baik.
#(Yogi Barus)#